Kolombia Buka Kedutaan Besar di Ramallah, Instruksi Presiden Gustavo Petro, Dukung Negara Palestina
Dukung berdirinya Negara Palestina, Kolombia akan segera membuka Kedutaan Besar Kolombia di Ramallah Palestina, Instruksi disampaikan oleh Presiden.
Penulis: Muhammad Barir
Kolombia secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara pada 3 Agustus 2018, pada masa pemerintahan Juan Manuel Santos.
Kolombia, Bolivia dan Chile telah memutuskan hubungan dengan Israel Pada tanggal 10 Mei, Majelis Umum PBB sangat mendukung upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB dengan mengakui Palestina memenuhi syarat untuk bergabung dan merekomendasikan Dewan Keamanan PBB untuk “mempertimbangkan kembali masalah ini dengan baik.”
Serangan Israel di Gaza sejak dimulainya perang telah menewaskan sedikitnya 35.647 orang dan 79.852 lainnya luka-luka, dengan ribuan lainnya hilang di bawah reruntuhan dan diperkirakan tewas.
Israel melancarkan serangannya ke wilayah yang terkepung setelah serangan pimpinan Hamas di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.140 orang.
Kolombia bukanlah negara Amerika Latin pertama yang memutuskan hubungan dengan Israel.
Bolivia memutuskan hubungan dengan Israel pada akhir Oktober tahun lalu sementara beberapa negara lain di Amerika Latin, termasuk Chile dan Honduras, telah menarik duta besar mereka.
Presiden Kolombia Gustavo Petro telah memerintahkan pembukaan kedutaan besar di kota Ramallah, Palestina, Menteri Luar Negeri Luis Gilberto Murillo mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu.
“Presiden Petro telah memberikan perintah agar kami membuka kedutaan Kolombia di Ramallah, perwakilan Kolombia di Ramallah, itu adalah langkah selanjutnya yang akan kami ambil,” kata Murillo.
Murillo menambahkan dia yakin akan lebih banyak negara yang segera mendukung pengakuan negara Palestina di hadapan PBB, upaya yang telah didukung Kolombia.
Pada awal bulan ini, Petro, yang telah memanggil pulang duta besar Kolombia dari Tel Aviv, mengatakan ia akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel atas tindakannya di Gaza. Kedutaan ditutup pada 3 Mei.
Petro mengecam keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan meminta untuk bergabung dengan Afrika Selatan dalam kasus yang menuduh Israel melakukan genosida di Mahkamah Internasional.
Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menuduh Petro bersikap "antisemit dan penuh kebencian" menyusul keputusan Kolombia untuk memutuskan hubungan dengan negara Timur Tengah tersebut, dan mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan hadiah bagi Hamas.
Ramallah, di Tepi Barat, berfungsi sebagai ibu kota administratif Otoritas Palestina.
Pada tanggal 10 Mei, Majelis Umum PBB sangat mendukung upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB dengan mengakui Palestina memenuhi syarat untuk bergabung dan merekomendasikan Dewan Keamanan PBB untuk "mempertimbangkan kembali masalah ini dengan baik."
Bolivia memutuskan hubungan dengan Israel pada akhir Oktober tahun lalu sementara beberapa negara lain di Amerika Latin, termasuk Chile dan Honduras, telah menarik duta besar mereka.
(Sumber: Al Jazeera, The Cradle, Reuters)