Israel Lanjut Perang 7 Bulan Lagi, Klaim Kuasai 75 Persen Perbatasan Rafah antara Mesir-Gaza
Petinggi militer Israel mengklaim Israel akan melanjutkan perang setidaknya 7 bulan lagi dan klaim kuasai 75% perbatasan Rafah antara Mesir-Gaza.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi mengatakan Israel akan melanjutkan agresinya di Jalur Gaza setidaknya hingga 7 bulan lagi.
Dia memperkirakan pertempuran di Gaza akan terus berlanjut setidaknya hingga tahun 2024 berakhir.
“Pertempuran di Gaza akan berlanjut setidaknya selama 7 bulan ke depan," kata Tzachi Hanegbi kepada wartawan Channel 2 Israel, Rabu (29/5/2024).
Tzachi Hanegbi juga mengklaim tentara Israel kini menguasai 75 persen poros Philadelphia, yang membentang di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir.
Ia mengatakan Israel harus bekerja sama dengan Mesir untuk memastikan pencegahan penyelundupan senjata.
"Dan Israel akan mengendalikan poros tersebut untuk mencegah penyelundupan," lanjutnya.
Poros Philadelphia atau Poros Salah Al-Din adalah koridor perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza sepanjang 14 Km.
Koridor tersebut dibatasi oleh dinding yang tebal dan tinggi di sepanjang garis perbatasan.
Pasukan Israel telah hadir di wilayah perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir sejak mereka memulai operasi militernya di Kota Rafah pada 6 Mei 2024.
Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengajak Mesir untuk membuka kembali dan mengelola penyeberangan Rafah untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Rafah.
"Kami telah meminta Mesir untuk membuka penyeberangan Rafah bagi warga Gaza yang ingin melarikan diri dari perang," kata Netanyahu, Rabu (15/5/2024).
Baca juga: Apa yang Terjadi dengan Rafah? Viral Seruan All Eyes on Rafah, 200 Orang Tewas dalam Serangan Israel
"Saya berharap Mesir akan mempertimbangkan apa yang saya katakan sekarang," lanjutnya, dikutip dari AP.
Namun, Mesir menolak untuk bekerjasama dengan Israel mengenai Rafah karena khawatir pengendaliannya akan menjadi bagian dari rencana Netanyahu untuk melancarkan serangan darat skala besar ke Rafah.
Pada Rabu (15/5/2024), Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, mengatakan Israel memutarbalikkan fakta dan menghindari tanggung jawab atas krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
Jumlah Korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 36.096 jiwa dan 81.136 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (29/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel