Israel Klaim Ada Terowongan Hamas dari Rafah ke Sinai, Mesir Langsung Bereaksi
Jubir Pasukan Pertahanan Israel sebut ada terowongan Hamas dari Rafah ke Semenanjung Sinai. Mesir langsung membantah tuduhan Israel.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Mesir membantah tuduhan Israel terkait dugaan adanya terowongan gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas, di perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir.
"Tidak ada komunikasi dengan pihak Israel mengenai tuduhan adanya terowongan di perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir," kata sumber tersebut kepada Cairo News, Kamis (30/5/2024).
Sumber itu menegaskan tuduhan itu bertujuan untuk membenarkan agresi Israel di Jalur Gaza.
"Israel menggunakan tuduhan ini untuk membenarkan kelanjutan operasi Rafah dan memperpanjang perang untuk tujuan politik dan menghindari krisis internal," lanjutnya.
Sumber Mesir menegaskan tidak ada kebenaran atas pemberitaan media Israel tentang keberadaan terowongan di perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza.
Menurut sumber itu, kebohongan ini mengungkapkan besarnya krisis yang dihadapi pemerintah Israel.
"Ini adalah upaya Israel terus menyebarkan kebohongan tentang kondisi lapangan pasukannya di Rafah dengan tujuan menutupi kegagalan militernya dan keluar dari krisis politik," kata sumber itu.
Israel Klaim Temukan Terowongan Hamas dari Rafah ke Sinai
Sebelumnya, pasukan pendudukan Israel mengaku telah menemukan terowongan di poros Philadelphia (perbatasan Mesir dan Jalur Gaza) yang mencapai Semenanjung Sinai di Mesir.
“Masih ada brigade Hamas di Rafah, dan dua hari lalu, roket ditembakkan dari Rafah ke Tel Aviv, dan jutaan orang mengungsi di tempat penampungan,” kata juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengacu pada serangan Hamas pada Minggu (26/5/2024).
“Hari ini, dan sehari sebelumnya, kami sekali lagi menemukan terowongan di sepanjang poros Philadelphia, yaitu terowongan menuju Sinai,” lanjutnya.
Baca juga: Israel Lanjut Perang 7 Bulan Lagi, Klaim Kuasai 75 Persen Perbatasan Rafah antara Mesir-Gaza
Daniel Hagari mengklaim tentara Israel sedang menghancurkan terowongan menuju Sinai dan sedang berbicara dengan pemerintah Mesir.
Sementara itu, Otoritas Penyiaran Israel mengatakan pasukan militer Israel memasuki pusat Rafah bersamaan dengan pertempuran sengit dan mengklaim telah menemukan lebih dari 10 terowongan di poros Philadelphia.
Israel mengklaim telah menguasai 75 persen Poros Philadelphia, kecuali sebagian kecil di dekat pantai dan wilayah Tal al-Sultan di sebelah barat Rafah, Jalur Gaza selatan.
“Kami telah menyelesaikan kendali poros perbatasan Philadelphia dengan Mesir, kecuali sebagian kecil di dekat pantai dan wilayah Tal al-Sultan di sebelah barat kota Rafah, di selatan Jalur Gaza," lapor Otoritas Penyiaran Israel.
"Bagian kecil yang belum dikuasai ini dikendalikan oleh tentara melalui tembakan dan pengawasan, yang berarti secara praktis mengendalikan seluruh poros," lanjutnya.
Jika klaim Israel benar, berarti Israel secara resmi memutuskan perbatasan Gaza dan hubungan geografis dengan Mesir dan Israel menerapkan pengepungan militernya di seluruh Jalur Gaza.
Poros Philadelphia atau Poros Salah Al-Din adalah koridor perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza sepanjang 14 Km.
Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi mengatakan Mesir harus bekerjasama dengan Israel untuk mencegah penyelundupan senjata melalui terowongan yang berada di Rafah.
"Israel akan mengendalikan poros tersebut untuk mencegah penyelundupan," kata Tzachi Hanegbi, Rabu (29/5/2024).
Jumlah Korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 36.161 jiwa dan 81.420 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (30/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.