Lagi, Drone MQ-9 Supermahal AS Seharga Setengah Triliun Rontok Kena Rudal Houthi
Houthi berhasil menjatuhkan drone atau pesawat nirawak jenis MQ-9 Reaper buatan Amerika Serikat.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi di Yaman berhasil menjatuhkan drone atau pesawat nirawak jenis MQ-9 Reaper buatan Amerika Serikat (AS).
Pesawat MQ-9 Reaper itu dijatuhkan dengan rudal buatan lokal milik Houthi pada hari Rabu, (30/5/2024).
Houthi merilis video serangan itu dan mengklaim drone tersebut jatuh di gurun pasir di Provinsi Marib, Yaman.
“Drone itu dijatuhkan dengan rudal darat ke udara buatan lokal saat menjalankan misi permusuhan di langit Provinsi Marib,” kata juru bicara Houthi Yahya Saree dalam penyataannya, dikutip dari Anadolu Agency.
Saree mengatakan, drone itu adalah drone MQ-9 keenam yang dijatuhkan Houthi saat operasi militer yang ditujukan untuk membantu rakyat palestina.
Adapun foto yang didapatkan kantor berita Associated Press memperlihatkan ekor MQ-9 terpisah dari badannya.
Setidaknya ada satu lubang palka pada pesawat itu yang dibuka setelah jatuh. Namun, secara keseluruhan drone itu masih utuh tanpa ada kerusakan akibat ledakan.
Di sisi lain, seorang pejabat pertahanan mengklaim AS tidak kehilangan satu pun pesawat di daerah Yaman itu.
Namun, CIA atau badan intelijen AS diyakini telah menerbangkan drone MQ-9 di langit Yaman. Tujuannya ialah memantau perang dan kampanye militernya terhadap Al-Qaeda di Semenanjung Arab.
Adapun wilayah Marib berada 120 km di timur Sanaa, ibu kota Yaman. Wilayah itu membentang dari kaki Pegunungan Sarawat hingga Laut Merah.
Pada bulan ini sudah ada tiga drone Reapers yang dijatuhkan di sana. Namun, AS belum mengonfirmasinya.
Baca juga: Houthi Lancarkan 6 Serangan: Berbekal Rudal Ghadr Iran, Kapal Yunani Hampir Karam di Laut Merah
Sejak perang saudara Yaman pecah tahun 2014, militer AS sudah kehilangan setidaknya lima drone karena ulah Houthi.
Satu MQ-9 Reapers berharga sekitar $30 juta atau kira-kira Rp487 miliar.
Drone itu bisa terbang pada ketinggian 50.000 kaki atau sekitar 15.000. Ia diklaim bisa terbang hingga 24 jam sebelum harus didaratkan.
Dalam beberapa bulan terakhir Houthi meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal terafiliasi dengan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden.
Houthi meminta Israel segera mengakhiri perang di Gaza yang kini sudah menelan lebih dari 36.000 korban jiwa.
Menurut Badan Maritim AS, Houthi sudah melancarkan lebih dari 50 serangan terhadap kapal sejak bulan November 2023.
Gara-gara serangan Houthi itu aktivitas pelayaran di Laut Merah dan Laut Aden menurun drastis.
Adapun pada hari Rabu ini Houthi menyebut, pihaknya telah menyerang kapal kargo Laax sehari sebelumnya.
Houthi juga mengaku melancarkan beberapa serangan lainnya tanpa menyodorkan bukti.
Dikutip dari VOA, pada hari Selasa ada laporan tentang dua serangan rudal terhadap kapal berbedera Marshall Islands di Laut Merah di lepas pantai Yaman.
Perusahaan keamanan swasta menduga kapal itu mulai bocor dan terisi air setelah diserang.
Baca juga: Houthi Kembali Tembak Jatuh MQ-9 AS di Al Bayda Yaman, Total Sudah 5 Drone Senilai Rp 2,5 Triliun
Namun, awak kapal dilaporkan aman dan kapal itu bergerak ke pelabuhan lainnya.
Adapun Komando Pusat AS pada hari Kamis mengaku menghancurkan dua peluncur rudal milik Houthi di Yaman.
Komando itu juga mengeklaim, telah menghancurkan dua pesawat nirawak di atas Laut Merah.
(Tribunnews/Febri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.