Houthi Targetkan Situs Militer di Kota Pelabuhan Israel, Gunakan Rudal Balistik, Klaim Capai Tujuan
Houthi menargetkan situs militer Israel sebagai solidaritas terhadap warga Palestina.
Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Houthi Yaman menargetkan situs militer di kota pelabuhan Israel, Eilat, dengan rudal balistik baru.
Hal ini disampaikan juru bicara militer kelompok yang didukung Iran, Yahya Saree, Senin (3/6/2024).
Milisi Houthi, yang menguasai wilayah terpadat di Yaman dan bersekutu dengan Iran, telah menyerang kapal-kapal di lepas pantainya selama berbulan-bulan.
Houthi mengatakan mereka bertindak sebagai solidaritas terhadap warga Palestina yang memerangi Israel di Gaza.
"Kelompok ini menargetkan lokasi militer dengan rudal balistik 'Palestina' yang terungkap hari ini untuk pertama kalinya, dan operasi tersebut telah berhasil mencapai tujuannya,” ungkap Yahya Saree dalam pidato yang disiarkan televisi, Senin, dilansir Arab News.
Kemudian, Yahya Saree berjanji melanjutkan operasi militer untuk mendukung rakyat Palestina sampai Israel menghentikan serangannya terhadap wilayah kantong Palestina.
Sementara itu, media Israel melaporkan bahwa pasukan Israel di Eilat mencegat rudal balistik yang datang dari arah Laut Merah.
Diberitakan Xinhua, kelompok Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman, mulai November lalu meluncurkan rudal balistik dan drone.
Houthi menargetkan Israel selatan dan apa yang mereka katakan sebagai kapal-kapal terkait Israel yang transit di Laut Merah.
Hal ini dilakukan Houthi untuk menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Update Perang Israel-Hamas
Dikutip dari Al Jazeera, Presiden AS Joe Biden menegaskan kesiapan Israel untuk melanjutkan persyaratan yang kini telah ditawarkan kepada Hamas.
Baca juga: Serangan Roket Hizbullah Picu Kebakaran di Israel Utara, Pemimpin Oposisi Israel Kecam Netanyahu
Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar disebut berkomitmen untuk implementasi penuh dari seluruh perjanjian.
Pemboman mematikan di Gaza selatan dan tengah terus berlanjut, dengan laporan mengenai pejuang Hamas yang memerangi pasukan Israel di seluruh kota Rafah yang terkepung.
Empat lagi tawanan Israel telah dinyatakan tewas oleh militer Israel dan kelompok keluarga menyebut pengumuman tersebut sebagai “aib” dan menegaskan kembali perlunya gencatan senjata segera.
Sebagian besar wilayah Israel utara telah dilanda kebakaran hutan yang dipicu oleh roket Hizbullah dan petugas pemadam kebakaran berjuang untuk mengendalikan kobaran api.
Israel terus melakukan pemboman tanpa henti terhadap Gaza, termasuk serangan terhadap kamp pengungsi Bureij, yang telah menewaskan 11 warga Palestina selama 24 jam terakhir.
Perdana Menteri Netanyahu mengatakan proposal gencatan senjata yang didukung AS di Gaza akan memungkinkan Israel untuk mengembalikan tawanannya, sambil tetap berpegang pada tujuan perang.
Para pejabat sayap kanan Israel telah menolak usulan tersebut, dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich berjanji akan mendorong penggantian 'kepemimpinan yang gagal' di negara tersebut jika Israel menerimanya.
Dalam pernyataan bersama, para menteri luar negeri Mesir, Yordania, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab mengatakan penting untuk menangani proposal tersebut secara serius dan positif.
Baca juga: Pemukiman Ilegal Israel Terbakar Hebat, Warga Panik Ketakutan, Efek Serangan Rudal Hizbullah
Gedung Putih telah menyuarakan penolakannya terhadap usulan Kongres AS yang akan menghukum pejabat Pengadilan Kriminal Internasional karena mengajukan tuduhan kejahatan perang terhadap para pemimpin Israel.
Setidaknya 36.479 warga Palestina tewas dan 82.777 luka-luka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas setidaknya 1.139 orang dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel