Menlu Retno Marsudi Ungkap Situasi di Palestina Semakin Memburuk, 2 Juta Orang Terusir Dari Gaza
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengungkapkan perkembangan situasi di Palestina yang semakin memburuk, akibat serangan Israel.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengungkapkan perkembangan situasi di Palestina yang semakin memburuk, akibat serangan Israel.
Hal itu disampaikannya usai menghadiri rapat kerja (raker) dengan Komisi I DPR, Rabu (5/6/2024).
"Saya sudah jelaskan panjang lebar mengenai situasi Palestina saat ini dan confirm saya katakan bahwa situasi semakin memburuk," ungkap Menlu Retno.
Retno menyampaikan berdasarkan data, 2 juta orang terusir dari Gaza.
Mereka tergusur dari Gaza Utara ke Gaza Selatan.
"Saya sampaikan semua data baik orang-orang yang mengalami displace maupun orang yang terbunuh, pelayanan kesehatan dan lain-lain," ucapnya.
Baca juga: Demi Gencatan Senjata di Gaza, AS Desak Israel-Hamas dan Jalin Hubungan dengan Negara Arab-Muslim
Lebih lanjut, Retno juga menyampaikan posisi diplomasi pemerintah Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.
Diungkapkannya, DPR dan pemerintah sepakat untuk terus memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina.
Baca juga: Lagi, Serangan Udara Israel Tewaskan 19 Orang di Gaza ketika Upaya Gencatan Senjata Digencarkan
"Kita semua sepakat bahwa perjuangan ini masih berat, masih akan panjang, dan Komisi I memberikan dukungan kepada pemerintah untuk terus melanjutkan upayanya dalam mendukung Palestina," ucapnya.
Dalam rapat bersama Komisi I DPR RI, Retno pun menunjukkan sejumlah gambar yang memperlihatkan buruknya situasi di Gaza.
Foto itu dibagikan di hadapan sejumlah anggota parlemen Indonesia yang hadir.
Ia menjelaskan setidaknya ada 2 juta warga Palestina yang terusir dari daerahnya.
Mayoritas mereka tergusur dari Gaza Utara menuju Gaza Selatan usai Israel terus melakukan bombardir di daerah tersebut.
"Sejak 7 Oktober lalu, lebih dari 2 juta orang terusir. Sebagian besar mereka terusir beberapa kali dari Gaza. Di awal mereka tergusur dari Gaza Utara ke Gaza Selatan. Lately dari Selatan mereka didorong untuk masuk ke Utara, dan Rafah menjadi target serangan Israel dengan alasan memburu tokoh-tokoh hamas," ungkapnya.
Hingga kini, kata Retno, ada 36.000 orang terbunuh oleh serangan tentara Israel.
Adapun mayoritas dari jenazah justru merupakan anak-anak yang menjadi korban kejahatan perang.
"Data menunjukkan 196 personel PBB terbunuh lebih dari 36.000 orang terbunuh, lebih 15 ribu di antaranya adalah anak-anak, 82.057 orang mengalami luka-luka, dan di Gaza sendiri ditemukan 10 kuburan massal," ungkapnya.
Di sisi lain, Retno mengungkap kondisi semakin diperparah lantaran rumah sakit yang beroperasi sangat minim.
Bahkan, sudah tidak ada lagi rumah sakit Indonesia yang bisa berfungsi di sejak November 2023 lalu.
"Pelayanan rumah sakit sangat minimal. hanya sedikit RS yang memberikan pelayanan kesehatan, itupun tidak maksimal. Rumah sakit Indonesia sudah tidak berfungsi, sejak November tahun lalu," katanya.
Lebih lanjut, Retno menuturkan bahwa Indonesia tetap berada di jalam diplomasi Gar bisa membela keadilan dan kemanusiaan di Palestina. Karena, hal itu termasuk ke dalam amanat konstitusi.
"Dan yang kedua adalah bagaimana diplomasi Indonesia dijalankan untuk membela keadilan kemanusiaan sesuai amanah konstitusi kita. All eyes on Palestine, Gaza, Rafah," pungkasnya.