Netanyahu Ancam Lakukan Balasan Lebih Dahsyat Usai Hizbullah Bakar Wilayah Israel
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan milisi sayap kanan asal Lebanon, Hizbullah
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan milisi sayap kanan asal Lebanon, Hizbullah untuk bersiap menghadapi serangan dahsyat dari pasukan pertahanan Israel atau yang dikenal dengan nama IDF.
Ancaman ini dilontarkan Netanyahu di laman X-nya, tepat setelah pimpinan tertinggi di Israel ini melakukan kunjungan ke pemukiman utara Kiryat Shmona yang sebagian hangus terbakar lantaran menjadi korban serangan rudal dan drone militer Hizbullah.
“Kami siap untuk tindakan yang sangat kuat di utara” terhadap Lebanon, tulis Netanyahu di akun X.
Baca juga: Datangi Kiryat Shmona yang Terbakar, Netanyahu: Hamas-Hizbullah-Iran Mau Hapus Israel dari Peta
Tak dijelaskan secara pasti serangan apa yang akan dilakukan Israel untuk menghajar Hizbullah, namun menurut laporan Radio Angkatan Darat Israel yang dikutip dari Anadolu, Netanyahu telah menugaskan 50.000 tentara cadangan tambahan sebagai persiapan potensi eskalasi di garis depan perbatasan Lebanon.
Dengan adanya peningkatan tersebut, diperkirakan jumlah tentara cadangan yang berada di front utara kini bertambah menjadi 350.000 pasukan dari sebelumnya hanya 300.000 orang.
Hal senada juga dilontarkan oleh Kepala Staf Tentara Israel Herzi Halevi yang mengatakan bahwa pasukan IDF siap menjalankan misi, menuntaskan pelatihan khusus menghajar balik pasukan sayap kanan Lebanon yang ada di front utara.
"Dan tentara Israel siap untuk untuk melancarkan serangan di utara setelah meningkatnya eskalasi antara Tel Aviv dan Hizbullah," kata Halevi.
Sebagai informasi, Permusuhan antara Israel dan Hizbullah telah menjadi yang terburuk sejak mereka melancarkan perang pada tahun 2006. Puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Hizbullah yang merupakan sekutu kelompok Hamas berdalih serangan kelompoknya ditujukan untuk Israel guna mendukung warga Palestina yang dibombardir Israel di Gaza.
Namun tindakan tersebut dinilai Israel sebagai tindakan yang membahayakan kedaulatan dan keamanan warga Israel. Alasan ini yang mendorong keduanya untuk terlibat baku tembak selama beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Daftar Senjata Hizbullah yang Dipakai Menghajar Israel Utara: Ada Rudal Anti-Pesawat Hingga Drone
Konflik ini semakin panas usai baru-baru ini Hizbullah melayangkan serangan udara ke wilayah Kiryat Shmona yang merupakan pemukiman paling menonjol di perbatasan antara pendudukan Israel dan Lebanon Selatan terbakar. Imbas kebakaran tersebut, media lokal melaporkan beberapa rumah ludes termasuk 750 hektare di cagar alam Naftali.
"Ini adalah kerusakan yang signifikan, bukan kebakaran kecil. Kebakaran seluas 10.000 hektar adalah kebakaran besar. Alam memiliki kemampuan untuk pulih, tetapi semakin besar kebakaran, semakin lambat pemulihannya," kata Sharon Levy, direktur pemukiman Dataran Tinggi Golan Israel.
Mengantisipasi bertambahnya jumlah kerugian akibat meluasnya kobaran api, petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan api hingga larut malam di sejumlah lokasi, salah satunya Kota Kiryat Shmona. Polisi sejauh ini juga turut menutup jalan-jalan di perkotaan dan mengimbau warga yang masih di daerah tersebut untuk segera mengungsi.
Belum ada laporan korban tewas sejauh ini, namun 17 orang termasuk tujuh tentara Israel telah dilarikan ke Rumah Sakit Ziv di bagian utara karena mengalami sesak napas usai menghirup asap tebal.