Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hizbullah Aktifkan Sistem Pertahanan Udara Buatan Iran, Rudal Sayyad Paksa F-16 Israel Putar Haluan

Sayyad-2 adalah rudal antipesawat jarak menengah yang dikembangkan Iran melalui rekayasa balik Rudal Standar RIM-66 Amerika, SM-1.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in Hizbullah Aktifkan Sistem Pertahanan Udara Buatan Iran, Rudal Sayyad Paksa F-16 Israel Putar Haluan
Kolase Tribunnews
F-16 Israel dan rudal Sayyad-2 buatan Iran yang ditembakkan Hizbullah. 

TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT - Kelompok pejuang muslim Syiah Lebanon, Hizbullah, dilaporkan melepaskan rudal pertahanan udara buatan Iran, Sayyad-2, ke arah jet tempur F-16 Israel.

Meski tidak berhasil menjatuhkan pesawat tempur, peluncuran kali pertama pertahanan udara jarak menengah buatan Iran tersebut memaksa Israel menarik mundur F-16 mereka.

Sistem pertahanan udara yang disebut mirip dengan American Standard Missile (SM-1), diyakini bisa membahayakan seluruh armada F-16 Israel jika memaksa memasuki jarak tembak.

Sayyad-2 adalah rudal antipesawat jarak menengah yang dikembangkan Iran melalui rekayasa balik Rudal Standar RIM-66 Amerika, SM-1, yang diperoleh Teheran sebelum revolusi 1979.

Sayyad-2 memiliki jangkauan yang lebih pendek dibandingkan penerusnya. Yang paling canggih, Sayyad-4B, yang dikembangkan Iran untuk sistem pertahanan udara Bavar-373, diperkirakan memiliki jangkauan 186 mil atau sekira 300 kilometer.

Pada bulan Oktober, seorang pemandu yang ditunjuk Hizbullah memamerkan beberapa kekuatan kelompok tersebut kepada wartawan yang berkunjung dan mengisyaratkan bahwa mereka memiliki pertahanan udara jarak jauh seperti S-300 Rusia.

“Apakah menurut Anda kita tidak memiliki S-300?” dia berkata. “Jika Iran memiliki S-300, Hizbullah pasti akan mengambil S-300.”

Berita Rekomendasi

Tidak jelas apakah Iran telah mencoba mentransfer Bavar-373, setara dengan S-300 yang dikembangkan di dalam negeri Iran, ke Hizbullah dengan rudal Sayyad 4/4B buatan Teheran.

“Kemampuan pertahanan udara Hizbullah sangat tidak jelas,” kata Nicholas Blanford, peneliti senior non-residen di Dewan Atlantik dan penulis buku “Warriors of God: Inside Hezbollah’s Thirty-Year Struggle Against Israel” (Prajurit Tuhan: Di Dalam Perjuangan Tiga Puluh Tahun Hizbullah Melawan Israel) kepada Business Insider.

“Lebih banyak yang diketahui tentang sistem lain dalam persenjataan mereka selain pertahanan udara karena Hizbullah sangat jarang menggunakannya.”

“Namun demikian, jika Iran memiliki atau dapat memperoleh sistem pertahanan udara yang sesuai dengan kebutuhan Hizbullah, maka dapat diasumsikan bahwa Hizbullah mungkin memilikinya,” kata Blanford.

Ia juga mencatat bahwa kepemilikan rudal seperti Sayyad-2 “tentu saja meningkatkan tingkat ancaman” terhadap pesawat Israel dibandingkan dengan rudal panggul yang ditembakkan dari bahu.


Dia juga menunjukkan bahwa Israel selalu menyatakan bahwa setiap akuisisi sistem pertahanan udara canggih yang dilakukan Hizbullah merupakan “garis merah.”

Sejak tahun 2013, Israel telah melakukan kampanye udara di Suriah yang menargetkan pengiriman senjata Iran ke Lebanon untuk mencegah Hizbullah memperoleh sistem canggih.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas