Partainya Kalah, Presiden Macron Bubarkan Parlemen dan Serukan Pemilu Nasional Dipercepat
Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Minggu (9/6/2024) memutuskan membubarkan parlemen negaranya.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Minggu (9/6/2024) memutuskan membubarkan parlemen negaranya.
Tidak hanya itu, ia juga menyerukan pemilihan legislatif segera digelar pada akhir bulan ini.
Langkah ini diambil Macron usai dirinya kalah dari pemilihan Parlemen Eropa.
Partai Renaissance (RE) yang dipimpin Presiden Prancis hanya memperoleh 14,5 persen suara di pemilihan Parlemen Eropa.
Sementara Partai Nasional (RN) sayap kanan Marine Le Pen memperoleh lebih dari 30 persen suara dibandingkan Partai RE, dikutip dari Al Jazeera.
Alasan Macron Membubarkan Majelis Nasional
Macron diketahui secara konsistern mendukung 27 negara Uni Eropa (UE).
Akan tetapi, terdapat beberapa hak yang membuat warga Perancis tidak berminat dengan blok ini.
Para analis mengatakan bahwa beberapa penyebabnya adalah beberapa warga Prancis merasa tidak puas dengan isu-isu kejatahatan hingga biaya hidup.
Kurangnya minat warga Prancis membuat Macron memutuskan untuk menutup majelis ini.
Ia merasa hal tersebut tidak dapat diterima.
Menurutnya, ia selalu melakukan yang terbaik Prancis.
Baca juga: Macron: Hubungan Jerman-Prancis Sangat Diperlukan’
Namun ia merasa kecewa karena usahanya sia-sia.
“Bagi saya, yang selalu menganggap Eropa yang bersatu, kuat, dan mandiri adalah hal yang baik bagi Prancis, ini adalah situasi yang tidak dapat saya terima,” kata Macron pada Minggu.
“Munculnya kaum nasionalis dan demagog merupakan bahaya bagi bangsa kita. Dan juga untuk posisi Perancis di Eropa dan dunia,” tambahnya.
Tentunya langkah Macron ini membuat warganya terkejut.
Para analis mengatakan bahwa langkah yang diambil Macron ini memiliki risiko yang cukup besar.
Meski begitu, Macron juga bersikeras membuat seruan untuk mengadakan pemilu cepat.
Ia berharap dengan adanya pemilu mendatang menjadi pilihan yang tepat bagi warga Prancis.
“Saya yakin dengan kemampuan rakyat Prancis untuk membuat pilihan yang tepat bagi diri mereka sendiri dan generasi mendatang,” tulis Macron di X pada hari Senin, dikutip dari France 24.
Nantinya pemilihan Majelis Nasional akan dilakukan dalam dua putaran.
Pemilihan Majelis Nasional pada putaran pertama akan dilakukan pada tanggal 30 Juni 2024.
Kemudian putaran kedua akan digelar pada 7 Juli 2024.
Kandidat akan mencalonkan diri untuk 577 kursi di parlemen atau Majelis Nasional Prancis.
Pada putaran pertama, kandidat dalam jumlah berapapun dapat berpartisipasi.
Sementara dalam ptuaran kedua, terdapat batasan tertentu.
Biasanya, putaran kedua mencakup dua kandidat teratas, dengan perolehan suara terbanyak.
Namun apabila seorang kandidat memperoleh total suara lebih dari 25 persen pada putaran pertama, maka ia dipilih tanpa harus mengikuti putaran kedua.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Presiden Macron