Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ikuti Jejak Sri Lanka, Israel Ubah Zona Aman di Gaza Jadi Ladang Pembantaian, Ini 6 Persamaannya

Dua pakar hubungan internasional menuding Israel telah mengubah 'zona aman' di Jalur Gaza menjadi ladang pembantaian.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Ikuti Jejak Sri Lanka, Israel Ubah Zona Aman di Gaza Jadi Ladang Pembantaian, Ini 6 Persamaannya
AFP/EYAD BABA
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di sebuah kamp pengungsi di Rafah pada 27 Mei 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. 

Kelompok bersenjata Macan Tamil yang menjadi lawan militer Sri Lanka tampaknya juga mundur ke zona itu.

Militer Sri Lanka mengaku melakukan “operasi kemanusiaan” yang bertujuan untuk “membebaskan warga sipil”.

Namun, hasil analisis satelit dan sejumlah kesaksian memperlihatkan bahwa militer itu terus menggempur zona tanpa tembakan itu dengan mortir dan peluru artileri.

Zona yang seharusnya menjadi tempat aman untuk berlindung itu malah berubah menjadi ladang pembantaian.

Diperkirakan ada 10.000 hingga 40.000 warga sipil yang tewas di dalam zona itu.

Ribuan lainnya terluka parah dan terpaksa berbaring selama berjam-jam hingga berhari-hari tanpa menerima perawatan karena hampir setiap rumah sakit di sana diserang dengan artileri.

Gordon dan Perugina menyebut ada sejumlah kesamaan tentang apa yang terjadi di Sri Lanka dan Gaza.

Berita Rekomendasi

Pertama, militer Israel dan Sri Lanka sama-sama memerintahkan warga sipil untuk mengungsi di “zona aman”. Di sana mereka diklaim tak akan disakiti.

Baca juga: PRCS Geram, Israel Pakai Truk Bantuan saat Operasi di Nuseirat: Ini Hancurkan Kepercayaan Warga Gaza

Kedua, militer Israel dan Sri Lanka terus mengebom zona. Keduanya menyerang tanpa pandang bulu dan melukai banyak warga sipil.

Ketiga, militer Israel dan Sri Lanka juga mengebom satuan kesehatan yang bertanggung jawab menyelamatkan nyawa warga sipil.

Keempat, militer Israel dan Sri Lanka membenarkan serangan itu. Masing-masing mengklaim Hamas dan Macan Tamil bertanggung jawab atas kematian warga sipil karena mereka diklaim menggunakan warga sipil sebagai tameng.

Kelima, negara-negara Barat mengkritik pembantaian terhadap warga sipil, tetapi terus mengirimkan senjata. Dalam kasus Sri Lanka, Israel adalah salah satu pemasok utama persenjataan.

Keenam, PBB mengklaim kedua belah pihak melakukan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan.

Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di sebuah kamp pengungsi di Rafah pada 27 Mei 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. (Photo by Eyad BABA / AFP)
Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di sebuah kamp pengungsi di Rafah pada 27 Mei 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. (Photo by Eyad BABA / AFP) (AFP/EYAD BABA)

Terlepas dari persamaan itu, ada pula perbedaan di antara kedua kasus pembantaian itu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas