Pakar Militer Yordania: Kalah Telak di Shaboura, Tentara Israel Bakal Membalas dengan Kejam di Rafah
Wilayah utara dan timur laut akan menjadi sasaran utama pasukan pendudukan Israel dalam operasi balasa dendam di Shaboura ini.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pakar Militer Yordania: Kalah Telak di Shaboura, Israel Bakal Membalas dengan Kejam di Rafah
TRIBUNNEWS.COM - Pakar militer Yordania, Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi memperkirakan tentara pendudukan Israel akan melancarkan serangan dahsyat nan kejam untuk menghancurkan kamp Shaboura di kota Rafah, selatan Jalur Gaza.
Serangan IDF ini sebagai balasan atas operasi yang dilakukan oleh perlawanan pada Senin (10/6/2024), yang menyebabkan terbunuhnya seorang perwira dan 4 tentara serta luka berat pada 6 orang lainnya.
Baca juga: Operasi Karatan IDF di Shaboura, Pakar Militer: Baru Dua Batalyon Qassam yang Turun Tangan di Rafah
Al-Duwairi mengatakan, dalam analisisnya mengenai situasi militer di Jalur Gaza, kalau tentara pendudukan IDF terbiasa melakukan pembantaian dengan kekerasan setiap kali mereka mengalami kemunduran atau gagal mencapai keberhasilan taktis.
"Tujuan pertama karena balas dendam dan yang kedua sebagai bukti kemenangan," kata Al-Duwairi menjelaskan motif di balik aksi pembantaian yang lazimnya dilakukan IDF di Gaza dalam perang Gaza yang sudah berlangsung nyaris sembilan bulan .
"Setelah tentara pendudukan mengakui bahwa seorang perwira dan 4 tentara tewas, selain 6 orang lainnya terluka parah, dalam pemboman rumah di kamp Shaboura, kini mereka berencana melancarkan serangan kekerasan di kamp tersebut, yang mendorong mereka untuk melakukannya dengan mengatur ulang pasukannya untuk mengepung tempat itu," kata Al-Duwairi.
Hindari Masuk Kawasan Pemukiman
Wilayah utara dan timur laut akan menjadi sasaran utama pasukan pendudukan Israel dalam operasi ini.
"Pasalnya, IDF menghindari memasuki kawasan yang ramai dengan bangunan, apalagi ia pernah gagal memasuki kawasan serupa," menurut Al-Duwairi.
Tentara pendudukan IDF dilaporkan memposisikan kembali pasukannya di persimpangan Rafah dekat Tal Zorob, di mana beberapa kendaraan mundur dari poros timur dan barat dan menuju kamp Shaboura di timur, menurut apa yang dikonfirmasi oleh koresponden Al Jazeera, Hani Al-Shaer.
Al-Duwairi menyarankan agar pasukan pendudukan mencoba mencari tempat tunggu sementara, namun mereka tidak akan menyerbu kamp dan akan menyebabkan kehancuran besar.
Baca juga: Al Qassam Ledakkan Ladang Ranjau Saat Dijejali Pasukan IDF di Rafah, Tentara Israel Hujan Mortir
Milisi Perlawanan Ubah Strategi
Pakar militer tersebut menegaskan kembali kalau kekalahan telak IDF di Shaboura bukanlah yang terakhir.
“Ini karena tentara pendudukan tidak profesional dari sudut pandang militer dan telah kalah dalam sebagian besar konfrontasi meskipun terdapat perbedaan kekuatan yang besar yang menguntungkan mereka (unggul dalam segi jumlah dan persenjataan) karena ketidaktahuan kepemimpinan politik dan militer mereka terhadap aturan perang asimetris,” menurutnya.
Dia menjelaskan bahwa jenis perang ini diselesaikan dengan hal-hal yang sulit diukur dan memberikan gambaran yang menentukan di masa depan, menekankan bahwa perlawanan meningkatkan kinerja lapangannya selama bulan-bulan perang.
Dia mengatakan bahwa jika perlawanan terus melanjutkan perang dengan cara yang sama seperti yang mereka lakukan pada awal perang, mereka tidak akan mencapai hasil seperti yang mereka capai sekarang.
Al-Duwairi menunjukkan, awalnya milisi perlawanan tampak berlebihan dalam penggunaan amunisi dan konfrontasi langsung. pada periode itu.
"Sementara sekarang mereka mengandalkan upaya memancing dan menjebak pasukan Israel, membiarkan mereka melakukan penetrasi, dan kemudian menjebak mereka melalui... penyergapan dan jebakan karena upaya mereka lebih mudah dan menghasilkan lebih banyak hasil," katanya.
Ia menyimpulkan bahwa konfrontasi langsung juga memberikan hasil yang signifikan, “tetapi hanya jika kondisi lapangan memungkinkan, dalam hal tempat pelaksanaan dan perlindungan yang sesuai.”
(oln/khbrn/*)