Bos Pasukan Israel Diam-Diam Temui Jenderal Negara-Negara Arab di Bahrain, Ini yang Dibahas
Jenderal Israel dilaporkan menemui para jenderal negara-negara Arab dalam suatu rapat yang digelar di Bahrain.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM – Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Jenderal Herzi Halevi dilaporkan menemui para jenderal negara-negara Arab dalam suatu rapat yang digelar di Manam, Bahrain.
Rapat tersebut diselenggarakan oleh Amerika Serikat (AS), tepatnya oleh Komando Pusat AS (CENTCOM), pada hari Senin pekan ini.
Narasumber yang didapatkan Axios menyebut rapat itu bertujuan untuk membahas kerja sama keamanan regional.
Adanya rapat itu tidak diungkapkan secara terang-terangan karena sensivitas politik regional seputar perang di Jalur Gaza.
Salah satu pejabat AS yang hadir dalam rapat itu adalah Jenderal Michel “Erik” Kurilla.
Para jenderal senior dari Bahrain, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Yordani, dan Mesir dilaporkan turut menghadiri rapat.
Axios menyebut rapat itu adalah sinyal bahwa perundingan militer dan kerja sama antara Israel dan negara-negara Arab akan berlanjut di bawah CENTCOM meski ada kritik keras dan kecaman terhadap operasi militer Israel di Gaza.
IDF menolak buka suara ketika diminta berkomentar. CENTCOM juga tidak segera menanggapi pertanyaan tentang rapat itu.
Perkembangan usulan gencatan senjata
Terbaru, Hamas disebut meminta jaminan tertulis dari AS mengenai gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza sebelum menandatangani proposal yang didukung oleh AS.
Hal itu disampaikan oleh dua narasumber keamanan dari pihak Mesir.
Baca juga: Klaim Seorang Pejabat Israel, Resolusi Dewan Keamanan PBB Mengizinkan Perang di Gaza Berlanjut
Qatar dan Mesir yang menjadi juru penengah perundingan Israel-Hamas menyebut Hamas pada hari Selasa telah merespons usulan gencatan senjata.
Narasumber Mesir mengatakan Hamas khawatir bahwa proposal saat ini tidak memberikan garansi tegas mengenai transisi dari tahap pertama gencata senjata.
Kata narasumber itu, Hamas hanya akan menyetujui usul itu jika ada garansi yang diberikan. Mesir kemudian menghubungi AS perihal garansi itu.
“Hamas menginginkan jaminan atas transisi otomatis dari satu tahapan ke tahapan lain menurut perjanjian yang disampaikan Presiden [Joe] Biden,” kata narasumber ketiga dikutip dari Reuters.