Jebakan Presisi Al Qassam, Detail Tewasnya Perwira & Tentara Elite Brigade Givati IDF di Shaboura
Al Qassam secara presisi mampu bergerak cepat menanam bom setelah aksi pencegahan IDF di sebuah gedung di Shaboura. Perwira tentara elie Givati tewas
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Detail Tewasnya Perwira dan Tiga Tentara Elite Brigade Givati IDF di Shaboura, Qassam Sudah Baca Situasi
TRIBUNNEWS.COM - Channel 13 Israel mengungkap rincian baru tentang penyergapan kamp Shaboura di Rafah oleh Brigade Al Qassam yang menewaskan beberapa perwira dan tentara Israel (IDF), Senin (10/6/2024).
Detail dan rincian penyergapan itu diketahui setelah penyelidikan atas terbunuhnya seorang perwira dan tiga tentara dari Brigade elite Givati.
Serangan penyergapan Al Qassam ini juga melukai 7 personel lainnya dari anggota Brigade Givati IDF.
Baca juga: Operasi Karatan IDF di Shaboura, Pakar Militer: Baru Dua Batalyon Qassam yang Turun Tangan di Rafah
Koresponden militer untuk Channel 13 Israel, Or Heller, mengatakan, penyergapan itu adalah “peristiwa yang sulit dan menyakitkan”.
"Apa yang terjadi adalah “pukulan keras bagi Brigade Givati sebelum liburan Minggu [Shavuot dalam bahasa Ibrani]. Peristiwa ini yang mengingatkan semua orang kalau perang yang sulit ini masih jauh dari berakhir," kata koresponden itu dikutip dari lansiran Khaberni, Jumat (14/6/2024).
Baca juga: Ahli Militer: Taktik Qassam Pintar Adaptasi Perang Panjang, Hizbullah Bunuh Israel Secara Perlahan
Gedung Meledak Tak Lama Setelah Pasukan IDF Masuk Menyerbu
Dia menuturkan, mengutip hasil penyidikan, saat kejadian, pasukan elite Givati yang terdiri dari tentara IDF yang sedang menjalani pelatihan sedang melakukan operasi penyisiran di lingkungan Shaboura di Rafah, Gaza Selatan.
Kelompok Tentara IDF tersebut kemudian tiba di sebuah gedung berlantai tiga yang dicurigai sebagai lokasi para petempur milisi Perlawanan Palestina.
"Mereka melemparkan alat peledak ke dalamnya untuk meledakkan bom jebakan yang mungkin sudah ditanam Pejuang Hamas," tulis laporan itu.
Menurut Heller, setelah melemparkan alat peledak, komandan kompi lalu memimpin penyerbuan dan masuk bersama ketua tim dan prajurit lainnya.
Tak dinyana, tak lama setelah mereka masuk menyerbu terjadi ledakan besar yang menyebabkan bangunan tiga lantai itu runtuh menimpa para prajurit.
Setelah ledakan, tentara IDF memanggil bantuan pasukan dalam jumlah besar.
"Pasukan itu terdiri dari pasukan Home Front Rescue Unit, tim medis, dan pasukan teknik, untuk mengeluarkan korban luka dari bawah reruntuhan, selama beberapa jam," tambah laporan tersebut.
Baca juga: Al Qassam Hajar 2 Tank Merkava di Rafah, IDF Mandi Mortir di Zaytoun, Adu Kuat Strategi di Netzarim
SOP Penyerbuan IDF
Berdasarkan hasil penyelidikan penyergapan tersebut, dilansir Heller, para prajurit IDF sebetulnya sudah melakukan tindakan pencegahan sebelum memasuki bangunan agar tidak dijebak dengan bahan peledak.
Namun, langkah pencegahan ini sepertinya sudah diketahui secara jelas oleh Brigade Al Qassam sehingga mampu secara presisi menyiapkan jebakan tanpa bisa dideteksi oleh standard operational procedure (SOP) IDF dalam memasuki bangunan.
Heller menjelaskan SOP IDF dengan mengatakan:
"Berikut adalah prosedur yang diikuti tentang cara memasuki rumah (bangunan) yang dicurigai, (pertama) alat peledak dilemparkan ke dalam sampai ranjau (jebakan) diledakkan jika ditemukan," katanya.
Rupanya, IDF memang akan melemparkan peledak untuk memicu ledakan bom jebakan -jika ada- yang sebelumnya sudah ditanam.
"Setelah itu, jika tidak ada ledakan susulan, mereka masuk berdasarkan perasaan dan kesadaran bahwa rumah tersebut tidak ada jebakan," paparnya.
Namun, pada kasus operasi penyerbuan Shaboura yang oleh pakar militer disebut 'operasi karatan', hal terjadi setelah pasukan IDF masuk adalah alat peledak dan ranjau meledak.
Baca juga: Operasi Karatan IDF di Shaboura, Pakar Militer: Baru Dua Batalyon Qassam yang Turun Tangan di Rafah
"(Ledakan membuat) sebagian tembok runtuh dan mengakibatkan banyak tentara yang terluka," tambah laporan tersebut.
Jebakan Presisi Al Qassam
Penyelidikan terhadap penyergapan yang rumit tersebut, menurut channel 13, menunjukkan kalau ada sebuah terowongan di bawah rumah tiga lantai tersebut.
"Anggota Brigade Qassam mengetahui tindakan pencegahan Israel, dan mereka menunggu tentara IDF untuk melemparkan alat peledak di dalam rumah. Dan setelah (bom penyisir) meledak, Qassam segera keluar dari terowongan dalam waktu singkat, dan memasang alat peledak berukuran besar di dalam rumah. Lalu setelah mereka yakin tentara IDF telah masuk, mereka berinisiatif untuk meledakkannya," tulis laporan tersebut.
Jangka waktu antara pelemparan bom penyisir dan penyerbuan rumah adalah beberapa menit atau kurang.
Artinya, dalam penyergapan yang fatal ini, Al Qassam secara presisi mampu bergerak cepat menanam bom setelah aksi pencegahan IDF, kembali ke lokasi persembunyian, lalu meledakkan ranjau yang baru ditanam tersebut.
Dalam pernyataannya Senin kemarin, Brigade Al-Qassam mengumumkan kalau petempurnya berhasil meledakkan sebuah rumah jebakan milik pasukan Zionis yang bersembunyi di dalamnya di kamp Shaboura di kota Rafah, menyebabkan anggotanya tewas dan terluka.
Ia mengatakan, setibanya pasukan penyelamat IDF di lokasi, para petempur mereka juga menghancurkan area sekitar rumah dengan mengguyur lokasi dengan serangan mortir.
(oln/khbrn/*)