Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Tahanan Palestina Jadi Sasaran Tak Manusiawi Tentara Israel, Disuntik Zat Tidak Diketahui

Euro-Med Human RightsMonitor mengonfirmasi ribuan tahanan Palestina menjadi sasaran kekerasan tak manusiawi oleh tentara Israel, termasuk disuntik zat

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Ribuan Tahanan Palestina Jadi Sasaran Tak Manusiawi Tentara Israel, Disuntik Zat Tidak Diketahui
Haaretz
Foto yang memperlihatkan tahanan Palestina dilucuti pakaiannya oleh tentara Israel. Mata mereka ditutup tanpa tahu akan dibawa ke mana. 

TRIBUNNEWS.com - Euro-Med Human RightsMonitor merilis kesaksian tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara dan pusat penahanan Israel baru-baru ini.

Organisasi hak asasi manusia (HAM) internasional itu mengonfirmasi, ribuan tahanan Palestina menjadi sasaran perlakuan tak manusiawi dan penyiksaan kejam dari tentara Israel, sebagai bagian genosida di Jalur Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023.

Dalam laporan di situs resminya yang terbit pada Rabu (12/6/2024), Euro-Med Human RightsMonitor mendesak komunitas internasional dan lembaga peradilan internasional harus memutus siklus itu, menyatakan sikap tegas, dan mengambil tindakan nyata melawan penyiksaan mengerikan yang dialami warga sipil Palestina, baik pria maupun wanita.

Pelecehan terhadap tahanan Palestina juga meningkat, di mana Euro-Med Human RightsMonitor menyebut "mereka yang bisa bertahan hidup adalah orang-orang beruntung."

Pelecehan itu, menurut Euro-Med Human RightsMonitor, meliputi kekerasan seksual, suntikan paksa menggunakan zat yang tidak diketahui, dan luka yang disengaja, serta penandaan unik pada tubuh warga sipil Palestina.

"Tingkat kekerasan yang terjadi, membuat komunitas internasional seharusnya memaksa Israel agar menghentikan semua kejahatannya terhadap tahanan Palestina, termasuk kejahatan penyiksaan, perlakuan tidak manusiawi, dan penghilangan paksa terhadap ribuan orang dari Jalur Gaza selama 8 bulan terakhir," tutur Euro-Med Human RightsMonitor.

Lebih lanjut, Euro-Med Human RightsMonitor menyinggung soal tentara Israel yang menembaki tahanan Palestina yang sudah dibebaskan.

BERITA REKOMENDASI

Insiden ini terjadi pada Selasa (11/6/2024), di mana puluhan tahanan dari kawasan Zikim di Jalur Gaza utara dibebaskan.

Setelah dibebaskan, tentara Israel menembaki dan memaksa mereka berlari ratusan meter untuk kembali ke pemukiman mereka.

"Karena kelelahan, mereka tiba dalam kondisi yang menyedihkan. Apa yang dilakukan tentara Israel, memperburuk masalah kesehatan para tahanan karena sebelumnya mengalami penyiksaan dan penganiayaan selama di tahanan."

"Sebanyak 33 orang di antaranya dirawat di RS Kamal Adwan di Beit Lahia, di utara Jalur Gaza," ungkap Euro-Med Human RightsMonitor.

Baca juga: Veteran IDF Akhiri Hidup usai Diminta Kembali ke Gaza, Israel Tolak Makamkan secara Militer

Seorang tahanan berusia 23 tahun yang baru saja dibebaskan, Samir Abdillah Jamal Marjan, bersaksi di hadapan tim Euro-Med Human RightsMonitor.

Ia mengatakan dirinya telah dilecehkan secara verbal, dipukuli secara kejam, dan disetrum.

"Pada 11 Maret 2024, saat mencoba melarikan diri ke selatan, saya ditahan oleh tentara Israel di pos pemeriksaan Nabulsi, di barat daya Gaza."

"Saya ditahan selama dua bulan di pusat penahanan di seberang Rafah, setelah itu saya dipindahkan ke penjara Ashkelon. Saya ditahan di sana dengan tambahan 2 bulan masa tahanan."

"Di penjara, saya dan tahanan lain mengalami hari-hari yang sangat sulit. Kami mengalami pelecehan fisik dan psikologis yang parah setiap hari, termasuk pemukulan dan ejekan, serta serangan anjing, ancaman, dan serangan listrik."

"Bahkan, saya mengalami hal yang lebih buruk di Penjara Ashkelon. Saya dikurung di sel isolasi dan tidak makan selama 12 hari," cerita Marjan.

Marjan mengungkapkan, tentara Israel sengaja menyetrumnya untuk mendapatkan "pengakuan" tentang Hamas dan terowongan.

"Saya dipukuli saat saya menjawab tidak tahu karena saya warga sipil," ungkapnya.

"Kami harus menanggung pemukulan dan penyiksaan yang mengerikan selain diinterogasi setiap 10 hari," imbuh dia.

Baca juga: Iran: AS Pecundang Terbesar dalam Melawan Rakyat Palestina, Bantu Israel, tapi Percuma

Marjan juga menuturkan, banyak tahanan yang diberi suntikan yang zatnya tidak diketahui oleh tentara.

Ia sendiri sempat akan disuntik suntikan itu, tetapi menolak hingga dianiaya

"Saya dipukuli dan disetrum karena menolak disuntik menggunakan zat yang tidak diketahui jenisnya," ungkapnya.

Dalam kesaksian tahanan Palestina yang lain, SA (65), mengatakan saat ditangkap tentara Israel, ia dan tahanan lainnya ditutup matanya dan tidak tahu dibawa ke mana.

Pria yang enggan disebut namanya dengan alasan keamanan ini, mengatakan ia hanya ditahan selama 20 hari.

"Tapi, saat itu rasanya seperti 20 tahun. Kami dilecehkan, dipukuli, dan dihina setiap saat. Saat waktu tidur semakin dekat, mereka (tentara Israel) akan menyalakan musik menggunakan pengeras suara hingga membuat pintu bergetar," tutur SA.

Tak hanya itu, menurut SA, banyak orang-orang lanjut usia (lansia) lebih tua darinya yang ada di penjara Israel.

Bahkan, seorang tahanan disabilitas tuna wicara, juga mendapat perlakuan tidak manusiawi dari tentara Israel.

"Mereka memukuli dan menyiksanya (tahanan yang tuna wicara), menuntut dia bisa berbicara untuk menjawab pertanyaan," cerita SA.

Pada Senin (10/6/2024), SA mengatakan ia diberi tahu akan dibebaskan.

Tetapi, tentara Israel mengancam SA dan tahanan lainnya agar tidak membeberkan apa yang terjadi selama di tahanan.

"Jangan mengatakan apapun kepada pers, atau kami akan menangkap Anda lagi," kata SA mengulangi ancaman tentara Israel.

Euro-Med Human RightsMonitor Desak ICJ Ambil Tindakan

Foto yang memperlihatkan tahanan Palestina dipaksa berlutut dan matanya ditutup.
Foto yang memperlihatkan tahanan Palestina dipaksa berlutut dan matanya ditutup. (Al Jazeera)

Sebuah laporan yang diterbitkan Komisi Penyelidikan Internasional Independen mengenai Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk Yerusalem Timur dan Israel, pada Rabu (12/6/2024), menyatakan warga Palestina dari Jalur Gaza pada umumnya, dan tahanan Palestina pada khususnya, telah menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi, termasuk kekerasan seksual.

"Mereka ditelanjangi di depan umum dengan mata tertutup; diikat ke kursi sambil berlutut atau tangan diikat ke belakang; menjadi sasaran kekerasan fisik dan psikologis ketika diinterogasi; dan dipaksa melakukan tindakan memalukan sambil mengenakan pakaian dalam, seperti menari tanpa alas kaki saat sedang difilmkan," bunyi laporan itu.

Baca juga: Al-Qassam dan Al-Quds Kompak Targetkan Tempat Sembunyi Pasukan Israel, Serang Pakai Peluru dan Roket

Menanggapi laporan itu, Euro-Med Human RightsMonitor merekomendasikan agar Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICJ) melakukan penyelidikan terhadap semua kejahatan yang dilakukan oleh Israel terhadap tahanan Palestina.

Organisasi itu mengatakan ICJ perlu "memperluas cakupannya untuk mencakup semua individu yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut, dan mempercepat penerbitan surat perintah penangkapan terhadap masing-masing."

Tak hanya itu, Euro-Med Human RightsMonitor juga mendesak komunitas internasional untuk "memberikan tekanan pada pemerintah Israel agar mengembalikan jenazah tahanan Palestina yang dibunuh di penjara dan fasilitas penahanan Israel."

"Mereka juga harus mendesak Israel supaya membebaskan semua tahanan Palestina yang ditangkap secara sewenang-wenang dan, jika mereka diadili, pastikan mereka menjalani prosedur persidangan yang adil," kata Euro-Med Human RightsMonitor.

"Israel harus segera menghentikan praktik penghilangan paksa tahanan dan tahanan Palestina dari Jalur Gaza; mengungkap seluruh fasilitas penahanan rahasia; mengungkap identitas semua warga Palestina yang ditahan di Jalur Gaza, keberadaan mereka, dan nasib mereka; dan bertanggung jawab penuh atas keselamatan mereka," pungkas organisasi itu.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas