Puluhan Tentara Korea Utara Lintasi Perbatasan, Korea Selatan Lepaskan Tembakan Peringatan
Korea Utara telah memperkuat perbatasannya sejak membatalkan perjanjian militer dengan Korea Selatan pada November lalu.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, KOREA - Ketegangan di semenanjung Korea kembali terjadi.
Sebelumnya Korea Utara mengirim balon udara berisi kotoran ke Korea Selatan.
Kini tentara Korea Utara melintasi perbatasan membuat Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan.
Korea Utara telah memperkuat perbatasannya sejak membatalkan perjanjian militer dengan Korea Selatan pada November lalu.
Militer Korea Selatan mengatakan bahwa antara 20 dan 30 tentara Korea Utara melintasi perbatasan antara kedua negara pada Selasa (18/6/2024) pagi.
Namun pasukan Korea Utara itu kembali setelah pasukan Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan.
Baca juga: Vladimir Putin Kunjungi Korea Utara, Boyong Menteri Pertahanan hingga Menteri Luar Angkasa
Insiden itu terjadi sekitar pukul 08:30 pagi waktu setempat ketika sekelompok tentara Korea Utara di bagian tengah Zona Demiliterisasi (DMZ) melintasi garis demarkasi militer.
Demikian kantor berita Yonhap melaporkan mengutip Staf Kepala Gabungan (JCS).
JCS mengatakan kelompok tersebut segera kembali setelah pasukan Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan dengan mengatakan mereka yakin penyeberangan tersebut tidak disengaja.
Insiden serupa terjadi di zona tengah DMZ lebih dari seminggu yang lalu.
Militer Korea Selatan juga mengatakan bahwa beberapa tentara Korea Utara terluka atau tewas akibat ledakan ranjau darat di kawasan perbatasan, namun tidak menyebutkan kapan kejadian tersebut terjadi.
DMZ dan garis kendali di Semenanjung Korea adalah salah satu perbatasan yang paling dijaga dan dijaga ketat di dunia.
“Banyak korban jiwa terjadi akibat beberapa ledakan ranjau darat di area garis depan,” kata JCS kepada wartawan.
Korea Utara mengatakan pada bulan November bahwa mereka akan membatalkan perjanjian militer tahun 2018 dengan Seoul dan memindahkan lebih banyak pasukan dan peralatan ke perbatasan, setelah Korea Selatan menangguhkan sebagian dari perjanjian tersebut sebagai tanggapan atas keberhasilan peluncuran satelit mata-mata militer pertamanya oleh Pyongyang .
Aktivitas di wilayah tersebut telah meningkat sejak itu dan JCS mengatakan Korea Utara telah menghilangkan lampu jalan dan rel kereta api, memasang penghalang antitank dan memasang ranjau untuk membangun “lahan tandus guna memperkuat kemampuan keamanan”.
Sambut Vladimir Putin
Insiden terbaru ini terjadi ketika pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bersiap menyambut kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin di Pyongyang.
Dalam sebuah surat yang diterbitkan di Rodong Sinmun, surat kabar Partai Pekerja yang berkuasa di Korea Utara edisi Selasa, Putin mengatakan kedua negara telah mengembangkan hubungan baik dan kemitraan selama 70 tahun terakhir.
“Kami akan mengembangkan mekanisme perdagangan alternatif dan penyelesaian bersama yang tidak dikendalikan oleh Barat, dan bersama-sama menolak pembatasan sepihak yang tidak sah,” tulis Putin.
“Dan pada saat yang sama kami akan membangun arsitektur keamanan yang setara dan tak terpisahkan di Eurasia.”
Putin dan Kim terakhir kali bertemu di Rusia timur pada September lalu.
Sumber: Al Jazeera/ Yonhap News