Pentagon: Tidak Ada Indikasi Tentara Korea Utara Memasuki Wilayah Ukraina
Departemen Pertahanan AS tidak melihat bukti yang menunjukkan bahwa tentara Korea Utara hadir di wilayah pendudukan Ukraina atau bergerak ke arah itu.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat tidak melihat indikasi apa pun bahwa ada kehadiran pasukan Korea Utara di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia, kata Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh, Senin (25/11/2024).
"Apa yang kami lihat adalah bahwa (pasukan Korea Utara) diposisikan di sekitar wilayah Kursk, tidak bergerak ke Ukraina saat ini," kata Singh dalam jumpa pers, mengutip Kyiv Independent.
Ia mengatakan bahwa Pentagon dapat mengonfirmasi keberadaan personel militer Korea Utara di wilayah Kursk Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina.
Namun, menurut Singh, tidak ada pergerakan unit militer Korea Utara yang tercatat ke wilayah Ukraina.
Seperti dilansir Ukrinform, Kepala Staf Umum Ukraina Anatolii Barhilevych menyatakan, pasukan Korea Utara yang ditempatkan di wilayah Kursk Rusia telah berpartisipasi dalam pertempuran melawan Angkatan Bersenjata Ukraina.
Dilaporkan sebelumnya, sekitar 11.000 pasukan Korea Utara yang berkumpul di Oblast Kursk, Rusia, berlatih bersama pasukan Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Seorang juru bicara Pentagon mengatakan pada 13 November bahwa beberapa pasukan Korea Utara telah dikerahkan untuk bertempur bersama pasukan Rusia.
Sumber di Staf Umum Ukraina juga mengindikasikan kepada Reuters pada 23 November bahwa mayoritas tentara Korea Utara sedang menyelesaikan pelatihan.
Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia berfokus untuk merebut kembali wilayah yang hilang di Oblast Kursk setelah serangan mendadak Ukraina ke wilayah tersebut pada bulan Agustus.
Menurut sumber di Staf Umum Ukraina, Ukraina telah kehilangan lebih dari 40 persen wilayah yang sebelumnya diperolehnya di Oblast Kursk akibat serangan balik Rusia.
Sekutu NATO meyakini bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bermaksud merebut kembali wilayah yang hilang di Oblast Kursk sebelum pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump pada 20 Januari, demikian dilaporkan Telegraph, dengan harapan memperoleh pengaruh dalam negosiasi perdamaian di masa mendatang.
Baca juga: Korea Utara Bermanuver, Moncong Rudal Rusia Kini Beberapa Mil dari Pangkalan Militer Strategis AS
Singh kemudian menanggapi laporan bahwa lebih dari 500 tentara Korea Utara telah tewas di Kursk.
Ia mengatakan bahwa AS tidak dapat secara independen mengonfirmasi korban jiwa tersebut.
"Apa yang telah kami katakan sebelumnya adalah bahwa mereka berada di wilayah (Kursk) dan tentu saja siap untuk terlibat dalam pertempuran dengan Ukraina."