AS Tunda Penjualan Armada Jet Tempur F-15 ke Israel Meski Anggota Parlemen Memberi Lampu Hijau
AS menunda penjualan senjata senilai $18 miliar ke Israel karena perselisihan antar sekutu meningkat, sebuah Laporan menyebutkan.
Editor: Muhammad Barir
AS Tunda Penjualan Armada Jet Tempur F-15 ke Israel Meski Anggota Parlemen Memberi Lampu Hijau
TRIBUNNEWS.COM- Amerika Serikat menunda penjualan senjata senilai $18 miliar ke Israel karena perselisihan antar sekutu meningkat, sebuah Laporan menyebutkan.
Penundaan ini terjadi hanya beberapa hari setelah anggota penting partai Biden akhirnya memberikan persetujuan atas penjualan puluhan jet tempur F-15 ke Israel.
Gedung Putih belum melanjutkan penjualan armada jet tempur F-15 ke Israel meskipun anggota parlemen memberi lampu hijau pada transfer senjata tersebut, Wall Street Journal (WSJ) melaporkan pada 18 Juni.
Akhir bulan lalu, dua pemimpin utama Partai Demokrat menunda transfer senjata senilai $18 miliar yang dilakukan karena kekhawatiran atas kematian warga sipil di Gaza.
Pada hari Senin, anggota parlemen Amerika secara resmi menyetujui penjualan senjata besar-besaran ke Israel.
Israel akan mendapatkan 50 jet tempur sebagai bagian dari penjualan ini, menjadikannya salah satu transfer senjata terbesar ke Israel dalam beberapa tahun terakhir.
“Tidak ada panduan kebijakan untuk memperlambat transfer ke Israel,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri kepada WSJ, sambil mencatat bahwa beberapa pejabat telah menyuarakan kekhawatiran bahwa kemajuan dalam kesepakatan ini dapat menimbulkan penolakan yang lebih luas dari kongres.
Pejabat itu melanjutkan, “Kami sedang melihat waktunya secara taktis. Ini bukan pertanyaan apakah. Ini adalah pertanyaan kapan.”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerbitkan sebuah video di media sosial pada hari Selasa di mana ia memarahi AS, dengan mengatakan,
“Tidak dapat dibayangkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah telah menahan senjata dan amunisi untuk Israel.”
Menyamakan dirinya dengan mantan perdana menteri Inggris Winston Churchill, Netanyahu meminta AS untuk mengirimkan “alat” kepada Israel untuk “menyelesaikan pekerjaannya.”
Netanyahu menyatakan dalam video tersebut bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meyakinkan Israel bahwa dia akan “menghilangkan hambatan ini,” yang diduga menghambat aliran senjata ke Israel.
“Kami benar-benar tidak tahu apa yang dia bicarakan,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengenai video Netanyahu, sambil mencatat bahwa hanya satu pengiriman senjata yang ditahan sejauh ini setelah hampir sembilan bulan perang, amunisi bernilai miliaran dolar. terus pindah ke Israel melalui AS.