Canggihnya Drone Hizbullah Buat Tentara Israel Kelabakan, Sulit Lakukan Pencegahan
Surat kabar Israel Haaretz melaporkan kemampuan Hizbullah hingga saat ini membuat Israel sulit melakukan pencegahan.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Israel Haaretz melaporkan kemampuan Hizbullah hingga saat ini membuat Israel sulit melakukan pencegahan.
Terlebih ketika meningkatnya ancaman drone Hizbullah terhadap Israel.
Ini mencatat keberhasilan Hizbullah dalam menantang sistem anti-udara tentara Israel.
Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh koresponden urusan militer, Yaniv Kubovich, tentara Israel masih belum menemukan cara untuk mencegah drone Hizbullah.
"Mereka tidak memiliki jawaban lengkap terhadap peluncuran drone yang hampir setiap hari dilakukan," tulisnya, dikutip dari Al Mayadeen.
"Tentara Israel masih belum menemukan cara yang tepat untuk menghadapi ancaman drone Hizbullah yang menimbulkan kehancuran besar di utara," tambahnya.
Surat kabar tersebut juga menegaskan bahwa Hizbullah saat ini telah memiliki kemampuan yang canggih.
Menggunakan teknologi dan senjata yang mampu membuat posisi Israel lemah.
"Berkat teknologi dan senjata presisi yang dimilikinya, telah berubah menjadi tentara cerdas dengan kemampuan rapi yang memungkinkan mereka mengumpulkan informasi intelijen dan melakukan serangan dengan cara yang mengancam tentara Israel dan infrastruktur vitalnya," tulis surat kabar tersebut.
Mereka menekankan bahwa saat ini Hizbullah menggunakan senjata yang tepat seperti drone dan konsep pertahanan klasik.
Konsep ini terutama mengandalkan pertahanan regional, kedalaman geografis dan strategis, serta tembok tinggi dan hambatan fisik terhadap musuh.
Baca juga: Israel di Ambang Perang Besar dengan Hizbullah, AS Khawatir Soal Iron Dome: Bakal Kewalahan
Hizbullah Mampu Membuat Israel Berada dalam Situasi Sulit
Haaretz menegaskan bahwa Hizbullah saat ini memiliki keseimbangan kekuatan strategis dalam menghadapi musuh-musuhnya dalam kesulitan.
Menurut mereka, Hizbullah telah mampu belajar dari perang-perang sebelumnya.
Sehingga Hizbullah mengetahui bagaimana mengidentifikasi posisi-posisi di mana radar tentara Israel tidak berfungsi.
Sejak hari pertama, Hizbullah telah menunjukkan pengalaman luas yang telah mereka kumpulkan selama perang di Suriah.
Banyak konsep Hizbullah yang diubah menjadi lebih terorganisir, terutama untuk sistem drone.
Dengan kemampuan ini, Hizbullah berhasi; menentang sistem pertahanan udara Israel.
Kemampuan Hizbullah ini juga diakui oleh senior keamanan Israel.
Menurutnya, serangan tepat sasaran Hizbullah menjadi ancaman nyata terhadap sistem pertahanan udara Israel.
Persenjataan Hizbullah
Anadolu Anjansi melaporkan bahwa persenjataan Hizbullah yang luas diperkirakan mencakup lebih dari 150.000 rudal dan roket.
Ini termasuk ribuan senjata berpemandu presisi, serta serangkaian drone, beberapa di antaranya canggih, yang dipasok oleh Iran.
Kelompok Lebanon telah menggunakan senjata tersebut untuk melakukan serangan dalam beberapa bulan terakhir dan menggunakan aset drone untuk melakukan misi pengintaian ke Israel.
Pada hari Selasa, Hizbullah merilis video drone mata-mata berdurasi lebih dari sembilan menit.
Dalam video tersebut, Hizbullah mempertanyakan efektivitas jaringan pertahanan udara Israel dan mencakup rekaman beberapa situs militer sensitif dan pusat ekonomi.
Sementara dalam video yang dirilis Hizbullah pada awal bulan ini menunjukkan bahwa kelompok ini menggunakan drone bunuh diri untuk menyerang baterai Iron Dome di Israel utara.
Sebagai informasi, Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam serangkaian perang sejak invasi Israel ke Lebanon selatan pada tahun 1982 selama Perang Saudara Lebanon.
Hizbullah akhirnya mengalahkan Israel, yang mundur dari Lebanon selatan pada tahun 2000.
Perang Lebanon tahun 2006 juga berakhir dengan kebuntuan yang disebut-sebut oleh Hizbullah sebagai kemenangan.
Setelah itu, Israel menarik diri dari Lebanon setelah konflik selama 34 hari.
Tahun-tahun berikutnya telah terjadi serangkaian bentrokan tingkat rendah antara Hizbullah dan Israel.
Akan tetapi kekhawatiran meningkat setelah invasi Israel di Gaza.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Hizbullah, Tentara Israel dan Konflik Palestina vs Israel
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.