Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Curhat ke AS, Israel Bisa Pakai Senjata Andalan demi Singkat Perang Lawan Hizbullah Lebanon

Curhat ke AS, Israel mungkin akan pakai senjata yang belum pernah digunakan sebelumnya jika terjadi perang melawan Hizbullah Lebanon.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Curhat ke AS, Israel Bisa Pakai Senjata Andalan demi Singkat Perang Lawan Hizbullah Lebanon
JACK GUEZ / AFP
Tentara Israel berkumpul di sisi Israel di sepanjang wilayah perbatasan Gaza Israel di Israel selatan pada 12 Desember 2023.--- Israel bisa pakai senjata yang belum pernah dipakai sebelumnya jika perang lawan Hizbullah Lebanon. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel dikabarkan mengirim pesan ke sekutunya, Amerika Serikat (AS), mengenai kemungkinan penggunaan senjata yang belum pernah digunakan sebelumnya.

Israel mengancam akan menggunakan senjata tersebut jika terjadi perang dengan kelompok Hizbullah Lebanon yang menyerang perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.

“Israel mengirim pesan ke Gedung Putih yang menyatakan bahwa mereka akan menggunakan senjata yang belum pernah digunakan sebelumnya (sifatnya tidak ditentukan) untuk menghadapi kemungkinan Israel berperang dengan Hizbullah di Lebanon," kata surat kabar Channel12, Senin (24/6/2024).

Penggunaan senjata itu dimaksudnya untuk menyelesaikan perang itu dengan cepat dan tidak terseret ke dalam perang yang berkepanjangan.

Channel12 tidak merinci pihak Israel yang mengirim pesan tersebut, waktu pengirimannya, atau sifat tanggapan Amerika terhadap pesan tersebut.

Dalam pesannya, Israel mengancam, jika Hizbullah tidak segera mengambil tindakan, Israel tidak punya pilihan selain mengambil tindakan militer di Lebanon.

Israel menilai tidak akan bisa menyelesaikan perang di Lebanon tanpa menggunakan senjata dan sistem persenjataan yang belum pernah digunakan sebelumnya.

BERITA REKOMENDASI

Sebelumnya, Israel menolak solusi yang diusulkan oleh Amerika Serikat untuk mencegah eskalasi terhadap Hizbullah di Lebanon, dengan menghentikan invasi terhadap warga Palestina ke Rafah, Jalur Gaza selatan.

Sebagai imbalannya, Israel menuntut agar AS memberikan senjata dan amunisi sehingga siap untuk operasi militer di Lebanon.

Israel menuntut agar AS mempercepat pasokan senjatanya, yang mana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu muncul dalam sebuah video dan menuduh AS lamban mengirimkan senjata ke Israel.

Jika pasokan itu belum datang, Channel 12 mengatakan Israel akan menggunakan senjata dan sistem persenjataan yang belum pernah digunakan sebelumnya untuk menghentikan Hizbullah.

Baca juga: Israel Diam-diam Pantau Persenjataan Hizbullah, Rudal Fateh 110 Jadi Ancaman Besar

Hingga kini Israel belum merilis pernyataan resmi dan Hizbullah tidak memberikan komentar mengenai pesan tersebut.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah.

Kelompok tersebut berjanji akan berhenti jika Israel menghentikan agresinya dan mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza.

Israel menuduh Hizbullah terlibat dalam Poros Perlawanan bersama Hamas dan kelompok perlawanan lainnya, yang mendapat bantuan dari Iran.

Jumlah Korban

Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.551 jiwa dan 85.911 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (22/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas