Diserang Hizbullah, Israel Makin Terjepit, Netanyahu Berencana Hentikan Perang di Gaza
Posisi Israel saat ini makin terjepit semenjak Hizbullah melakukan serangan di wilayah utara Israel. Kini, Netanyahu berencana hentikan perang di Gaza
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Posisi Israel kini kian terjepit setelah Hizbullah Lebanon melakukan serangan di wilayah utara Israel.
Kini, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berencana untuk menghentikan peperangan dengan Hamas di Gaza.
Netanyahu mengatakan, fase intens perang dengan Hamas di Gaza akan segera berakhir dan fokus militer akan dialihkan ke perbatasan utara Israel dengan Lebanon.
Dikutip dari CNN, meski menghentikan peperangan dengan Hamas, Netanyahu bersumpah akan tetap terus beroperasi di Gaza sampai kelompok militan itu dilenyapkan.
"Ini tidak berarti bahwa perang akan berakhir, namun perang yang terjadi saat ini akan berakhir di Rafah. Ini benar. Kami akan terus memotong rumput nanti," kata Netanyahu.
Dalam wawancaranya, Netanyahu mengatakan bahwa ia siap untuk membuat “kesepakatan parsial” dengan Hamas untuk mengembalikan beberapa sandera yang masih ditawan di Gaza.
Namun ia menegaskan kembali posisinya bahwa perang akan terus berlanjut setelah gencatan senjata “untuk mencapai tujuan perdamaian”.
"Saya belum siap untuk menyerah," tegas Netanyahu.
Dirinya kini telah menghadapi protes nasional di Israel yang menyerukan gencatan senjata di Gaza dan pemulangan semua sandera.
Pada hari Sabtu, keluarga para sandera mengambil bagian dalam protes anti-pemerintah yang sedang berlangsung, termasuk di Tel Aviv, Yerusalem, Herzliya, Kaisarea, Raanana, Be'er Sheva, Kiryat Gat dan Kota Pardes Hanna-Karkur.
Banyak pengunjuk rasa menuntut pemerintah menerima kesepakatan pembebasan sandera.
Baca juga: Di Ambang Perang, Jenderal AS Akui Sulit Bela Israel jika Iran Langsung Bekingi Hizbullah
Perpecahan juga tampaknya semakin mendalam antara pemerintah Israel dan militernya.
Netanyahu mendapat tekanan yang semakin besar dari anggota pemerintahannya dan sekutu Israel, termasuk Amerika Serikat, untuk merancang strategi pemerintahan pascaperang di Gaza setelah pemboman Israel yang menghancurkan wilayah kantong terpencil tersebut.
Tanggapan Hamas
Menanggapi komentar Netanyahu, Hamas mengatakan kata-kata yang digunakan pemimpin Israel menunjukkan bahwa ia hanya mencari kesepakatan parsial dan bukan mengakhiri perang di Gaza.