Teroris Bakar Sinagoge dan Gereja Ortodoks di Rusia, Belasan Polisi dan Seorang Pendeta Tewas
Peristiwa terjadi Makhachkala dan kota Derbent wilayah provinsi Dagestan, sebelah selatan Rusia, pada Rabu (23/6/2024) tengah malam.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Peristiwa terorisme terjadi Kembali di Rusia. Setelah sebelumnya ratusan orang tewas saat konser musik di Krokus, Moskow, kali ini teroris mengincar lokasi ibadah yaitu sinagoge dan gereja ortodoks.
Peristiwa terjadi Makhachkala dan kota Derbent wilayah provinsi Dagestan, sebelah selatan Rusia, pada Rabu (23/6/2024) tengah malam.
Dalam peristiwa tersebut, belasan orang petugas polisi dinyatakan tewas dan seorang pendeta Kristen Ortodoks juga dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga: Hadapi Ancaman Barat, Produksi Amunisi untuk Tank dan Infanteri Rusia Melonjak 900 Persen
Setidaknya 15 petugas polisi tewas dalam baku tembak dengan para penyerang dan penggerebekan di kantor polisi lalu lintas ibu kota daerah tersebut.
Russia Today mengabarkan, para penyerang juga masuk ke sebuah gereja Ortodoks di Derbent dan membunuh seorang pendeta setempat. Sinagoga di kota itu, yang juga diserang, dibakar. Foto dan video gedung yang terbakar beredar di media sosial.
Tiga hari berkabung diumumkan di Dagestan menyusul serentetan serangan teroris pada hari Minggu, tulis pemerintah wilayah tersebut di saluran Telegram resmi mereka. Semua acara hiburan pada hari Senin, Selasa dan Rabu akan dibatalkan sementara bendera akan dikibarkan setengah tiang selama masa berkabung.
Fase aktif operasi kontraterorisme melawan militan di Derbent dan Makhachkala kini telah selesai, namun penyelidikan akan terus berlanjut sampai semua anggota “sel tidur” teridentifikasi, tambah kepala daerah Sergey Melikov.
Sebanyak lima militan berhasil dilumpuhkan selama operasi kontra-terorisme di Makhachkala dan Derbent, kata Kepala Republik Dagestan, Sergey Melikov dalam sebuah pernyataan pada Senin pagi.
Pada saat yang sama, lebih dari 15 petugas polisi tewas saat melawan teroris dengan mengorbankan nyawa mereka, kata pemimpin Dagestan tersebut, sambil menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang gugur.
Saat cuti, lima petugas polisi tewas saat menjalankan tugas di tengah kekerasan besar-besaran pada hari Minggu di Dagestan, menurut sumber keamanan yang dikutip oleh RIA Novosti.
Baca juga: Sanksi Barat Mandul, Rusia Ekspor Gas ke Eropa Lewat Jalur Ukraina 42 Juta Kubik Per Hari
Lima militan telah “dinetralkan” oleh pasukan keamanan di Dagestan, lapor Komite Antiterorisme Nasional. Badan keamanan sebelumnya mengatakan dua pria bersenjata tewas di kota Derbent.
Pelaku kekerasan di Dagestan tampaknya ingin memicu kebencian sektarian, kata Patriark Kirill dari Gereja Ortodoks Rusia. Yang terpenting adalah tujuan “jahat” ini tidak tercapai, katanya, seraya menyampaikan belasungkawa kepada semua orang yang terkena dampak tragedi tersebut.
Api di sinagoga yang diserang di Derbent telah padam sepenuhnya, lapor TASS, membagikan gambar dari tempat kejadian.
Sikap Umat Yahudi
Kongres Yahudi Rusia, sebuah organisasi nasional yang mewakili sebagian besar komunitas Yahudi, telah menyampaikan penjelasannya tentang bagaimana serangan terhadap sinagoga di Derbent terjadi. Dikatakan bahwa pasukan polisi diparkir di luar sinagoga untuk keamanan, sementara beberapa penjaga swasta ditempatkan di dalam.