Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

7 Hal yang Perlu Diketahui soal Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks, Berita Buruk Bagi Netanyahu?

Kaum Yahudi ultra-Ortodoks diwajibkan gabung militer berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Israel, ini 7 hal yang perlu diketahui.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in 7 Hal yang Perlu Diketahui soal Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks, Berita Buruk Bagi Netanyahu?
David Cohen/Flash90
Pria ultra-Ortodoks saat upacara di Meron, dekat Safed, pada 7 Desember 2020. 

Undang-undang yang mewajibkan wajib militer, juga harus berlaku pada mereka.

“Tidak ada kerangka hukum yang memungkinkan untuk membedakan antara pelajar yeshiva dan mereka yang ditakdirkan untuk dinas militer,” kata pengadilan dalam putusannya.

4. Mengapa putusan dikeluarkan sekarang?

Sebenarnya, perdebatan mengenai apakah kelompok ultra-Ortodoks harus bertugas di militer bukanlah hal baru.

Pengecualian tersebut sudah berlaku sejak negara Israel sendiri, pada tahun 1948.

Mahkamah Agung membatalkan peraturan lama tersebut 50 tahun kemudian, dengan mengatakan kepada pemerintah bahwa mengizinkan kelompok ultra-Ortodoks untuk keluar dari wajib militer melanggar prinsip kesetaraan.

Dalam beberapa dekade setelahnya, pemerintahan berturut-turut dan Knesset (parlemen Israel) mencoba menyelesaikan masalah ini.

Namun Mahkamah Agung berulang kali mengatakan bahwa mereka ilegal.

BERITA REKOMENDASI

Upaya terbaru pemerintah untuk mengatasi masalah ini, yang dilakukan sejak tahun 2018, berakhir pada akhir bulan Maret.

Permasalahan ini menjadi signifikan sejak tanggal 7 Oktober, ketika Hamas dan kelompok militan lainnya melakukan operasi Banjir Al-Aqsa ke wilayah pendudukan Israel.

Selain itu, baku tembak dengan kelompok Hizbullah Lebanon meningkatkan kekhawatiran pecahnya perang besar-besaran di wilayah Timur Tengah.

Politisi ultra-Ortodoks berpendapat bahwa menyeret mereka ke militer hanyalah demi alasan politik, dan bahwa militer tidak memiliki masalah sumber daya manusia.

Baca juga: Tak Lagi Diistimewakan, Yahudi Ortodoks Kini Wajib Ikut Dinas Militer Israel

Tetapi para pemimpin Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak setuju.

Pengecualian wajib militer ultra-Ortodoks juga memicu kebencian dan iri di kalangan warga Israel yang menghabiskan waktu berbulan-bulan jauh dari keluarga mereka saat bertugas di militer.

Hal ini semakin membuka perpecahan agama-sekuler di Israel yang selama ini ada, namun kini semakin meningkat, terutama seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk ultra-Ortodoks.

5. Apakah membawa pengaruh besar bagi perang saat ini?

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas