Perintah Mencurigakan Israel pada Warga Palestina, GMO: Hati-hati karena Tak Bisa Dipercaya
GMO mewanti-wanti warga Palestina yang mendapat telepon dari Israel. Diketahui, Israel memerintahkan warga Palestina kembali ke rumah mereka.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.com - Kantor Media Pemerintah di Gaza (GMO) memperingatkan warga Palestina soal perintah "mencurigakan" Israel yang disampaikan lewat telepon.
Pada Selasa (25/6/2024) malam, aktivis media sosial Palestina menerbitkan unggahan yang mengatakan tentara Israel menelepon keluarga pengungsi Palestina.
Lewat panggilan telepon itu, Israel memerintahkan pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara pada Rabu (26/6/2024) pukul 18.00 waktu setempat.
Perintah itu juga mengatakan warga Palestina bisa kembali ke rumah mereka di Gaza utara "lewat pos pemeriksaan militer yang didirikan tentara Israel di pesisir Jalan Al-Rasheed."
Karena itu, GMO menekankan agar warga Palestina tidak sepenuhnya percaya pada perintah itu.
"Kami mendesak masyarakat untuk sangat berhati-hati terhadap panggilan telepon yang mencurigakan dan tidak dapat dipercaya ini," kata GMO dalam sebuah pertanyaan, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Diketahui, di masa lalu, pasukan Israel melakukan kejahatan terhadap warga Palestina yang mencoba kembali ke Gaza utara.
Dua Anak Perempuan Palestina Tewas dalam Serangan Israel
Di hari yang sama saat GMO mengeluarkan peringatan soal perintah mencurigakan dari Israel, serangan udara jet tempur Zionis menewaskan dua anak perempuan Palestina.
Serangan itu menargetkan rumah korban di timur Kota Gaza.
Sumber medis Palestina mengatakan, gadis-gadis itu adalah "martir" dalam serangan udara yang dilakukan oleh jet tempur Israel di rumah mereka di Jalan an-Nazir di lingkungan Shuja'iyya.
Sumber itu menambahkan, jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza.
Baca juga: Israel Perintahkan Anjing Gigit Lansia Palestina, Korban Diserang karena Ogah Tinggalkan Rumah
Selain dua anak perempuan, serangan itu juga mengakibatkan sejumlah warga Palestina lainnya terluka dan dilarikan ke RS Baptis Al-Ahli.
Para saksi mengatakan tim medis dan pertahanan sipil masih mencari korban dan orang yang terluka di antara puing-puing rumah yang hancur.
Kedua gadis tersebut menambah jumlah anak Palestina yang tewas dalam serangan Israel di Gaza selama 8 bulan terakhir.
Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
Lebih dari 37.700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan hampir 86.400 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Saat ini, Israel menghadapi dakwaan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelumnya. diserang pada 6 Mei 2024.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)