Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jenderal Israel Ungkap Propaganda IDF: Jarang Tempur Langsung, Klaim Ratusan Hamas Tewas Bohong

Pada kenyataannya, kata Brik, pasukan IDF jarang terlibat pertempuran langsung dengan para petempur anggota milisi Palestina di Gaza.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Jenderal Israel Ungkap Propaganda IDF: Jarang Tempur Langsung, Klaim Ratusan Hamas Tewas Bohong
/Kredit foto: IDF Via JPost
Tentara Israel (IDF) beroperasi di Jalur Gaza, Januari 2024. Belakangan, propaganda IDF yang mengklaim kalau sukses melenyapkan ratusan pejuang Hamas diungkap hanya sebagai kebohongan. Di lapangan, pasukan IDF jarang terlibat pertempuran langsung dengan pejuang Hamas. 

Jenderal Israel Ungkap Propaganda IDF: Jarang Tempur Langsung, Klaim Ratusan Hamas Tewas Bohong

TRIBUNNEWS.COM - Mantan ombudsman pasukan pendudukan Israel Mayor Jenderal (Reserve) Angkatan Darat Israel Yitzhak Brik, membongkar propaganda Pasukan Israel (IDF) dalam perang yang masih terus berkecamuk di Gaza.

Dia mengatakan, klaim IDF yang mengatakan mereka mampu melenyapkan puluhan atas ratusan petempur Hamas dan milisi lain perlawanan Palestina adalah kebohongan.

Baca juga: Para Jenderal Israel Serukan Jeda Perang: IDF Terengah-engah, Biarlah Hamas Tetap Berkuasa di Gaza

Pada kenyataannya, kata Brik, pasukan IDF jarang melakukan dan terlibat pertempuran langsung dengan para petempur anggota milisi Palestina.

"Klaim bahwa kami membunuh puluhan atau ratusan pejuang di setiap pertempuran adalah kebohongan total, dan hampir tidak ada orang (prajurit) yang berperang dengan berhadapan langsung (direct combat) dengan pejuang Hamas," katanya dilansir Khaberni, Selasa (2/7/2024).

Baca juga: Mayor IDF Wakil Komandan Batalyon 121 Tewas di Netzarim, Pertempuran Strategi Makan Korban Perwira

Jatuhnya banyak korban, kebanyakan sipil dan hanya sedikit yang benar-benar menjadi petempur milisi perlawanan, lebih banyak disebabkan oleh bombardemen buta IDF melalui serangan udara dan tembakan artileri.

Sebaliknya, pasukan IDF di medan perang Gaza justru banyak yang menjadi korban strategi milisi perlawanan Palestina.

Baca juga: Hari yang Berat Bagi Tentara Israel, IDF Tumbang di Rafah, Tewas di Tulkarm, Hancur di Golan

Petugas medis militer Israel (IDF) mengevakuasi tentaranya yang terluka di pertempuran. Israel mengindikasikan segera mengakhiri operasi militer di Rafah dalam waktu segera.
Petugas medis militer Israel (IDF) mengevakuasi tentaranya yang terluka di pertempuran. Israel mengindikasikan segera mengakhiri operasi militer di Rafah dalam waktu segera. (Anadolu Agency/Tangkap Layar)
BERITA REKOMENDASI

"Kami menghancurkan bangunan, tapi kami tidak menimbulkan kerugian apa pun pada pejuang Hamas, tapi kami terkena bahan peledak dan perangkap yang mereka pasang serta rudal anti-tank yang mereka tembakkan," kata Brik.

Jenderal IDF tersebut melanjutkan, "Pertempuran di Jalur Gaza telah kehilangan tujuannya, dan harus segera dihentikan, dan kami tidak dapat membuat Hamas runtuh, karena kami tidak dapat tetap berada di wilayah yang telah kami masuki."

Baca juga: Jenderal Top Pentagon Ungkap Kebodohan Berulang Strategi Militer Israel di Gaza: Hamas Itu Ideologi

Pasukan Israel (IDF) mengevakuasi tentara mereka yang terluka dalam pertempuran. Dalam sebuah insiden penyergapan, milisi perlawanan Palestina yang dimotori Brigade Al Qassam dan Brigade Al Quds, sebanyak empat IDF dilaporkan tewas dan lima lainnya luka-luka serius di Lingkungan Shejaiya, Kota Gaza, Jumat (28/6/2024).
Pasukan Israel (IDF) mengevakuasi tentara mereka yang terluka dalam pertempuran. Dalam sebuah insiden penyergapan, milisi perlawanan Palestina yang dimotori Brigade Al Qassam dan Brigade Al Quds, sebanyak empat IDF dilaporkan tewas dan lima lainnya luka-luka serius di Lingkungan Shejaiya, Kota Gaza, Jumat (28/6/2024). (khaberni/HO)

Skenario Perang Atrisi, Israel Bisa Lumpuh Sebagai Sebuah Negara

Beberapa waktu lalu, Yitzhak Brik menganalisis, perang atrisi (perang gesekan) melawan milisi perlawanan menjadi skenario paling berpeluang meruntuhkan Israel sebagai sebuah negara.

Yitzhak Brik menyebut, Israel tidak memiliki kemampuan untuk memenangkan perang melawan Hamas atau melawan Hizbullah Lebanon, dan memperingatkan kalau terus berlanjutnya perang dapat menyebabkan keruntuhan negara pendudukan tersebut.

Dalam pernyataan yang dilansir oleh media Israel pada Kamis (30/5/2024), Brik menjelaskan, kalau secara jumlah tentara Israel relatif kecil dan perang yang sudah berlangsung selama delapan bulan di Gaza membuat mereka kelelahan.

Baca juga: Pakar Militer: 19 Brigade Israel Kelelahan di Gaza, Qassam Ubah Prinsip Tempur Jadi Silakan Masuk

Faktor itu masih ditambah fakta kalau Israel tidak memiliki kelebihan pasukan.

"Dan setiap hari perang terus berlanjut, situasinya semakin buruk," kata Brik.

Ia melanjutkan bahwa para pemimpin perang di Israel pada tingkat politik dan militer tidak mau mengakui fakta-fakta sulit yang menjadi tanggung jawab mereka, namun malah membawa Israel ke jurang yang dalam, seperti yang ia katakan.

Dia menganggap bahwa Israel kalah perang sejak saat pertama pecahnya konfrontasi, yang dia gambarkan sebagai hal yang memalukan, pada tanggal 7 Oktober.

"Israel seharusnya berupaya untuk mengkompensasi kerugian ini berdasarkan daftar prioritas yang jelas daripada hanya berdebat tentang kemenangan mutlak," kata dia merujuk pada ambisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu atas perang Gaza dengan dalih memberantas Hamas.

Sekadar catatan, analisis ini datang dari seorang pensiunan jenderal IDF yang kaya akan pengalaman tempur.

Semasa aktif, Yitzhak Brik adalah Jenderal IDF Israel yang bertugas di Korps Lapis Baja sebagai komandan brigade, divisi dan pasukan serta menjabat sebagai komandan perguruan tinggi militer IDF.

Dia bertempur sebagai komandan kompi cadangan dalam Perang Yom Kippur dan dianugerahi Medali Keberanian.

Baca juga: Aksi Israel Kuasai Sepenuhnya Koridor Philadelphia Bisa Jadi Langkah Bunuh Diri IDF dan Warga Gaza

Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, bersiap menembakkan rudal ke pasukan Israel. Hamas menyatakan akan tetap bertahan di Rafah saat Israel mengumumkan rencana operasi skala besar di wilayah yang kini menampung 1,5 juta pengungsi tersebut.
Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, bersiap menembakkan rudal ke pasukan Israel. Hamas menyatakan akan tetap bertahan di Rafah saat Israel mengumumkan rencana operasi skala besar di wilayah yang kini menampung 1,5 juta pengungsi tersebut. (khaberni/HO)

Skenario Keruntuhan Israel, Perang Atrisi dan Isolasi Global

Dia melanjutkan, kegagalan Israel untuk mengakhiri perang akan mengubahnya menjadi perang atrisi (perang gesekan) yang akan berlangsung selama bertahun-tahun.

The International Encyclopedia of the First World War mendefinisikan perang atrisi sebagai “proses yang terus-menerus melemahkan lawan sehingga memaksa mereka mengalami keruntuhan fisik melalui hilangnya personel, peralatan, dan perbekalan secara terus-menerus atau [menurunkan] mereka sedemikian rupa sehingga mereka tidak dapat berbuat apa-apa” untuk melawan keruntuhan.”

Hamas lewat Brigade Al-Qassam dan faksi-faksi lain milisi perlawanan Palestina, secara cermat mendokumentasikan tiap hari lewat saluran media mereka betapa IDF kehilangan personel dan kendaraan tempur mereka dalam berbagai front dan penyergapan di Jalur Gaza

Di front lain, gerakan Hizbullah Lebanon, Houthi Yaman, Perlawanan Irak, serta milisi Suriah membanjiri wilayah pendudukan Israel dengan berbagai macam serangan mulai dari rudal balistik hingga drone bunuh diri.

"Perang atrisi ini pada akhirnya akan menyebabkan keruntuhan Israel dengan kemungkinan perang regional, mengingat seiring berjalannya waktu Israel akan semakin terkena isolasi global," kata Brik.

Di sisi lain, gerakan sayap kiri Israel mengungkapkan kalau jumlah mereka yang menolak dinas militer di pasukan cadangan tentara Israel selama perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza meningkat dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sejak dimulainya operasi darat di Jalur Gaza pada tanggal 27 Oktober, pasukan pendudukan telah menderita banyak korban jiwa dan peralatan seiring dengan berlanjutnya operasi faksi perlawanan.

Tentara pendudukan mengumumkan bahwa 642 tentara tewas dan 3.643 lainnya terluka sejak awal perang pada tanggal 7 Oktober, termasuk 291 tewas dan 1.831 terluka selama operasi darat yang sedang berlangsung di Gaza, sementara sumber-sumber Israel menyatakan bahwa jumlah sebenarnya lebih tinggi dari itu. 

Seorang tentara Israel menyandarkan kepalanya di laras senapan howitzer artileri gerak sendiri ketika tentara Israel mengambil posisi di dekat perbatasan dengan Gaza di Israel selatan pada 9 Oktober 2023. Terkejut dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayahnya, Israel yang berduka telah memperhitungkan lebih dari 1000 orang tewas dan melancarkan rentetan serangan di Gaza yang telah meningkatkan jumlah korban tewas di sana menjadi 493 menurut para pejabat Palestina. (JACK GUEZ / AFP)
Seorang tentara Israel menyandarkan kepalanya di laras senapan howitzer artileri gerak sendiri ketika tentara Israel mengambil posisi di dekat perbatasan dengan Gaza di Israel selatan pada 9 Oktober 2023. Terkejut dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayahnya, Israel yang berduka telah memperhitungkan lebih dari 1000 orang tewas dan melancarkan rentetan serangan di Gaza yang telah meningkatkan jumlah korban tewas di sana menjadi 493 menurut para pejabat Palestina. (JACK GUEZ / AFP) (AFP/JACK GUEZ)

Pura-pura Gangguan Jiwa

Soal penolakan atas tugas militer, sejumlah tentara IDF melarikan diri dari dinas militer dengan mengklaim mereka menderita penyakit psikologis dan mental, menurut laporan yang diungkapkan surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth.

"Sejumlah tentara melakukan penipuan dan korupsi untuk menghindari dinas militer di ketentaraan, dengan dalih penyakit psikologis dan mental, dengan bantuan psikiater dan pengacara yang terlibat untuk memfasilitasi urusan mereka dengan imbalan uang," lapor Yedioth Ahronoth, Kamis (30/5/2024).

Investigasi yang dilakukan oleh Yedioth Ahronoth mengkonfirmasi ada sekelompok pria Israel berusia 18 tahun yang sehat yang berbohong dalam laporan yang disiapkan oleh psikiater tentang kondisi mental ribuan orang yang ditugaskan untuk dinas militer atau cadangan, selain pengacara yang terlibat, sebagai imbalannya untuk mendapatkan uang.

“Sekitar 10 persen dari mereka yang mendapat manfaat dari layanan ini dikecualikan dari layanan ini karena alasan medis dan mental," kata menurut seorang pejabat senior di Komisi Anti-Korupsi Israel.

“Apakah 10 persen dari populasi seperti itu? Tidak,” lanjutnya.

“Kesulitan kami adalah mendapatkan bukti, karena kami tidak memiliki bukti yang menentang pendapat psikiater yang dianggap benar,” tambahnya.

Komandan salah satu formasi militer di tentara Israel mengatakan akan melawan pihak yang membantu calon dinas militer Israel untuk menghindari tanggung jawab mereka.

“Saya akan melawan mereka dengan sengit sampai mereka mencabut izin mereka dari komite etika profesi," katanya.

Komandan itu mengatakan para calon dinas militer itu tidak malu bahwa mereka berbohong untuk menghindari kewajiban mereka.

Dinas militer adalah wajib bagi sebagian besar warga Israel, di mana pria Israel direkrut dalam dinas militer selama 32 bulan dan perempuan selama 24 bulan.

Namun umat Yahudi yang belajar di seminari sebagian besar dikecualikan karena adanya kebijakan sejak berdirinya Israel, dikutip dari SkyNews.

(oln/khbrn/almydn/memo/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas