Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berubah Jadi Galak ke Sandera, Brigade Al-Quds: Sekelompok Tahanan Israel Coba Bunuh Diri

Brigade Al-Quds kini memperlakukan tahanan Israel dengan cara yang sama seperti yang Israel lakukan terhadap tahanan Palestina di dalam penjara Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Berubah Jadi Galak ke Sandera, Brigade Al-Quds: Sekelompok Tahanan Israel Coba Bunuh Diri
Tangkapan layar X/Quds
Abu Hamzah, juru bicara Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islam Palestina (PIJ). 

Berubah Jadi Galak ke Sandera, Brigade Al-Quds: Sekelompok Tahanan Israel Coba Bunuh Diri

TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara militer Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), Abu Hamzah, Rabu (3/7/2024) mengatakan kalau sekelompok tahanan Israel telah melakukan percobaan bunuh diri "dengan tekad bulat."

Abu Hamzah menyatakan kalau alasan para sandera Israel itu mencoba bunuh diri adalah karena pemerintah Israel mengabaikan tujuan mereka.

Baca juga: Tal al-Sultan Membara: IDF Klaim Bunuh Komandan Sniper Al-Quds, Roket Al Qassam Hantam Tank Merkava

Abu Hamza melalui saluran Telegramnya mengonfirmasi kalau perlakuan Brigade Al-Quds terhadap tahanan Israel telah berubah.

Brigade Al-Quds menyatakan kini lebih galak terhadap para sendera Israel yang berada di tangan mereka setelah melihat agresi brutal tentara Israel di Kamp Nuseirat yang menewaskan ratusan warga Palestina yang tidak bersalah.

Baca juga: Pasukan Elite SAS Inggris Terjun ke Gaza Sejak Awal Perang, AS Cuci Tangan Bantu Israel di Nuseirat

Dia menambahkan kalau keputusan Brigade Al-Quds kini adalah memperlakukan tahanan Israel dengan cara yang sama seperti yang Israel lakukan terhadap tahanan Palestina di dalam penjara pendudukan.

"Perubahan ini akan terus berlanjut, selama pemerintah pendudukan terus melakukan tindakan tidak adil terhadap rakyat Palestina," kata pernyataan itu.

Militan Hamas mengawal pembebasan sandera yang berlangsung pada November 2023.
Militan Hamas mengawal pembebasan sandera yang berlangsung pada November 2023. (Anadolu Agency)

Hamas Salahkan AS Atas Kebuntuan Negosiasi Pertukaran Sandera

BERITA REKOMENDASI

Seorang pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, mengatakan tidak ada kemajuan dalam pembicaraan gencatan senjata dengan Israel mengenai perang Gaza.

Osama Hamdan mengatakan, kelompok Palestina masih siap untuk menangani secara positif setiap proposal gencatan senjata yang mengakhiri perang.

Upaya mediator Arab, yang didukung oleh Amerika Serikat (AS), sejauh ini gagal mencapai gencatan senjata.

Kini, kedua belah pihak saling menyalahkan atas kebuntuan tersebut.

Hamas mengatakan kesepakatan apapun harus mengakhiri perang dan menyebabkan penarikan penuh Israel dari Gaza.

Sementara itu, Israel mengatakan pihaknya hanya akan menerima jeda sementara dalam pertempuran sampai Hamas, yang telah memerintah Gaza sejak 2007, dilenyapkan.

Hamdan lalu menyalahkan Amerika Serikat yang menekan Hamas agar menerima persyaratan Israel.

"Sekali lagi, Hamas siap untuk menangani secara positif setiap proposal yang menjamin gencatan senjata permanen, penarikan komprehensif dari Jalur Gaza, dan kesepakatan pertukaran yang serius," ujarnya, Sabtu (29/6/2024), dikutip dari Arab News.

Pernyataan Osama Hamdan itu merujuk pada potensi pertukaran sandera yang ditahan di Gaza dengan warga Palestina di penjara-penjara Israel.

Diketahui, lebih dari delapan bulan dalam perang udara dan darat Israel di Gaza, militan terus melancarkan serangan terhadap pasukan Israel, yang beroperasi di daerah-daerah yang menurut tentara Israel telah dikuasainya beberapa bulan lalu.

Para pemimpin Israel telah mengatakan dalam seminggu terakhir, fase perang yang intens mendekati akhirnya, dan tahap ofensif berikutnya terutama akan menjadi operasi skala kecil yang dimaksudkan untuk menghentikan Hamas berkumpul kembali.

Baca juga: Lagi, 2 Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran Lawan Hamas di Jalur Gaza Utara

Sementara, pasukan Israel yang beroperasi di beberapa distrik di Rafah, di Jalur Gaza selatan, menewaskan beberapa warga Palestina dan memaksa keluarga yang tinggal di ujung barat kota di sepanjang daerah pesisir untuk menuju ke utara, menurut pejabat medis dan penduduk Palestina.

Israel mengatakan operasi militernya di Rafah ditujukan untuk membasmi batalion bersenjata terakhir Hamas.

Update Perang Israel-Hamas

Dilansir Al Jazeera, pertempuran antara pasukan Israel dan pejuang Palestina berlanjut di lingkungan Shujayea di Kota Gaza ketika Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan kondisi yang semakin "putus asa" bagi warga sipil yang mengungsi di tengah meningkatnya suhu dan tumpukan sampah dan limbah.

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan tidak ada kemajuan dalam perundingan gencatan senjata, namun kelompok Palestina tetap siap untuk "menangani secara positif" setiap proposal yang mencakup "gencatan senjata permanen".

Liga Arab, Uni Eropa, Mesir, Arab Saudi, dan Qatar mengecam keputusan Israel untuk melegalkan lima permukiman sementara seorang menteri Israel berjanji untuk membawa "satu juta" pemukim baru ke Tepi Barat yang diduduki.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan mereka telah mengevakuasi markas sementara mereka di Khan Younis karena "penembakan langsung".

Serangan darat Israel di lingkungan Shujayea di Kota Gaza telah memaksa setidaknya 60.000 penduduk mengungsi, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

Militer Israel mengatakan dua tentaranya tewas di Shujayea.

Baca juga: Komandan Brigade ke-12 Israel: Hamas Mempelajari Kami, Bodoh Jika Bilang Operasi Rafah Selesai Cepat

Warga Palestina yang kembali sebentar ke kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara untuk memeriksa rumah mereka, mencari perlindungan setelah sebuah sekolah terkena serangan Israel pada 30 Mei 2024.
Warga Palestina yang kembali sebentar ke kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara untuk memeriksa rumah mereka, mencari perlindungan setelah sebuah sekolah terkena serangan Israel pada 30 Mei 2024. (AFP/OMAR AL-QATTAA)

Empat anggota keluarga al-Ghazi, termasuk seorang anak, tewas ketika pasukan Israel menyerang titik distribusi air di Kota Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan 40 warga Palestina dan melukai 224 orang dalam periode pelaporan 24 jam terakhir.

Demonstrasi massa di Tel Aviv menyerukan pengunduran diri pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kesepakatan pertukaran tawanan.

Hamas tetap siap menghadapi secara positif setiap proposal yang menjamin gencatan senjata permanen", kata Osama Hamdan, seorang pejabat senior Hamas.

Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan rencana perluasan pemukiman Israel dan perang brutal di Gaza menimbulkan hambatan bagi "perdamaian yang adil" di wilayah tersebut.

Setidaknya 37.834 orang tewas dan 86.858 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas diperkirakan mencapai 1.139, sementara puluhan orang masih ditawan di Gaza.

(oln/khbrn/almydn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas