Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks Komandan IDF: Israel Mustahil Kalahkan Hamas, Perang di Gaza Permalukan Tel Aviv

Mantan Mayor Jenderal militer Israel, Itzhak Brik mengatakan bahwa perang di Gaza sangat mempermalukan Israel.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Eks Komandan IDF: Israel Mustahil Kalahkan Hamas, Perang di Gaza Permalukan Tel Aviv
AFP/BASHAR TALEB
Warga Palestina memeriksa sekolah PBB yang terkena pemboman Israel di Nuseirat, di Jalur Gaza tengah, pada 6 Juni 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. Militer Israel mengatakan pada tanggal 6 Juni bahwa jet tempurnya telah menyerang sebuah sekolah milik PBB yang digunakan oleh militan Palestina di Gaza tengah, dan pihak berwenang di wilayah yang dikelola Hamas melaporkan sedikitnya 27 orang tewas. (Photo by Bashar TALEB / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Mayor Jenderal militer Israel, Itzhak Brik mengatakan bahwa perang di Gaza sangat mempermalukan Israel.

"Perang di Jalur Gaza adalah aib besar bagi Israel," kata Brik, Rabu (3/7/2024), dikutip dari Al Mayadeen.

Menurutnya, Israel saat ini telah kalah perang dalam melawan Hamas.

"Kami mengalami kekalahan dalam skala besar," katanya.

Brik menuduh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sengaja mengabaikan orang-orang dan tidak perduli dengan kerugian Israel dalam melawan Hamas di Jalur Gaza.

Selain itu, Brik mengungkapkan sebenarnya militer Israel tahu bahwa mereka sampai kapan pun tidak dapat mengalahkan Hamas.

"Israel tidak mungkin mengalahkan Hamas," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Tidak percaya dengan omongan Netanyahu, Brik mengatakan bahwa melanjutkan perang hingga melenyapkan Hamas itu hanya slogan belaka.

Brik tidak ingin Israel terlibat lebih jauh lagi terhadap peperangan, ia menyerukan kepada warga Israel untuk menggulingkan pemerintahan Netanyahu.

"Kita tidak boleh menyerahkan keputusan untuk menentukan nasib negara ini di tangan mereka jika kita ingin hidup, karena mereka tidak akan membawa kita ke pantai yang aman," jelas Brik.

Perang Melawan Hizbullah akan Buat Israel Hancur

Brik mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Kepala Staf Herzi Halevi telah membuat keputusan yang menghancurkan Israel.

Baca juga: Israel Alami Krisis Tentara, 800 Perwira Senior IDF akan Segera Mengundurkan Diri Massal Tahun Ini

Menurut Brik, keputusan ketiganya yang melibatkan Israel dalam perang melawan Hizbullah akan mendatangkan malapetaka di Israel.

"Para pemimpin negara ini dalam keadaan gila, dan keputusan yang menentukan mengenai nasibnya yaitu, untuk berperang melawan Hizbullah melalui udara, darat dan laut berada di tangan ketiga orang yang telah sepenuhnya kehilangan kemampuan untuk mengambil keputusan dan tanggung jawab atas apa yang terjadi di sekitar mereka," kata Brik dalam surat kabar Maariv Israel.

Brik mengaku sangat kecewa terhadap keputusan Netanyahu dan kedua staffnya selama 8 bulan ini.

"Selama delapan bulan perang di Gaza, ketiganya telah membuat keputusan yang dapat membakar seluruh Timur Tengah dan menghancurkan Israel," katanya, dikutip dari Al Jazeera.

Banyak Tentara Frustasi

Para komandan dari empat divisi militer Israel yang beroperasi di Jalur Gaza menyampaikan kepada Netanyahu dalam sebuah diskusi bahwa tentara mereka sangat kelelahan karena tugas terus-menerus selama sembilan bulan terakhir.

Mereka mengatakan tidak suka dengan kebijakan Netanyahu yang tidak ratadalam membagi beban dinas militer dengan Haredim (Yahudi Ultra-Ortodoks) dan pasukan cadangan Israel di Gaza.

Tidak hanya itu, mereka juga mengaku tidak mendapatkan upayh yang cukup.

Mereka kemudian memperingatkan Netanyahu jika ini terjadi terus-menerus, maka akan berdampak kepada kinerja para tentara.

Mereka juga mengatakan bahwa membutuhkan waktu lama untuk menghancurkan terowongan Hamas.

Oleh karena itu, mereka mendesak gencatan senjata di Gaza dan juga di Lebanon.

Menurut mereka, itu adalah solusi yang tepat untuk mereka mengingat amunisi yang sudah semakin menipis dan energi yang semakin bekurang.

"Mereka memahami bahwa jeda di Gaza membuat de-eskalasi lebih mungkin terjadi di Lebanon. Dan mereka memiliki lebih sedikit amunisi, lebih sedikit suku cadang, lebih sedikit energi daripada sebelumnya jadi mereka juga berpikir lebih baik jeda di Gaza untuk saat ini," kata mantan penasihat Eyal Hulata.

Konflik Palestina vs Israel

srael telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Israel tetap mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera dan terus melancarkan serangan brutal di Gaza.

Serangan ini telah mengakibatkan 37.953 warga Palestina terbunuh.

Sebagian besar korban merupakan wanita dan anak-anak.

Sementara sekitar 87.266 warga lainnya terluka.

Delapan bulan lebih perang Israel, telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas