Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terima Laporan Penyiksaan Israel ke Tahanan Palestina, PBB: Tak Dapat Diterima dan Harus Dihentikan

PBB mengecam laporan penyiksaan dan penganiayaan Israel terhadap tahanan Palestina sebagai aksi yang tidak dapat diterima.

Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Terima Laporan Penyiksaan Israel ke Tahanan Palestina, PBB: Tak Dapat Diterima dan Harus Dihentikan
khaberni
Ilustrasi - Para prajurit dari pasukan Israel di Jalur Gaza. PBB mengecam laporan penyiksaan dan penganiayaan Israel terhadap tahanan Palestina sebagai aksi yang tidak dapat diterima. 

TRIBUNNEWS.COM - Kantor hak asasi PBB telah menerima laporan tentang warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel tanpa akses komunikasi.

Warga Palestina juga dilaporkan disiksa, diperlakukan tidak adil, diborgol, tidak diberi makan, tidak diberi air, dan tidak diberi obat-obatan.

PBB juga menerima laporan terkait tuduhan pelecehan seksual oleh tentara Israel terhadap tahanan Palestina.

PBB mengecam laporan penyiksaan dan penganiayaan Israel terhadap tahanan Palestina sebagai aksi yang tidak dapat diterima dan menuntut penyelidikan.

"Ini tidak dapat diterima dan harus dihentikan," kata juru bicara Komisi Tinggi PBB untuk HAM, Ravina Shamdasani, Rabu (3/7/2024), dilansir Al Jazeera.

Lalu, Kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk, menanggapi kasus seorang pria Palestina yang terluka setelah diikat ke kendaraan militer Israel selama serangan di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki, bulan lalu.

"Sangat memuakkan melihat perlakuan yang sama sekali tidak dapat diterima," ujarnya, Rabu.

BERITA REKOMENDASI

"Harus ada investigasi yang transparan dan independen untuk mengetahui apa yang terjadi dan memastikan para pelaku diadili," tambah Turk.

Pengakuan Direktur RS Al-Shifa

Direktur rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, Mohammad Abu Salmiya, mengatakan beberapa warga Palestina di penjara Israel meninggal selama interogasi, penyiksaan, kelalaian medis, dan perampasan obat-obatan.

Hal ini disampaikan Abu Salmiya dalam konferensi pers setelah pembebasannya pada Senin (1/7/2024).

Abu Salmiya mengatakan, dia dan warga Palestina lainnya yang dibebaskan, meninggalkan tahanan Palestina di penjara Israel yang mengalami kondisi sulit.

Baca juga: 2 Markas Besar Militer Israel Dihantam Ratusan Roket Hizbullah, Sirene di Wilayah Utara Meraung

Ia menambahkan, tahanan Palestina menjadi sasaran penyiksaan fisik dan psikologis, dan hanya diberi sedikit makanan.

"Tahanan Gaza kehilangan (rata-rata) 25 kilogram berat badan mereka karena kekurangan makanan," kata Abu Salmiya, Senin, dikutip dari Anadolu Agency.

Ia mencatat, dokter dan perawat Israel juga ikut terlibat dalam penyerangan dan hukuman terhadap tahanan Palestina dengan tidak memberikan perawatan medis yang dibutuhkan.

"Dokter (Israel) di sana memukuli para tahanan, perawat memukuli para tahanan," kata Abu Salmiya.

Ia pun mendesak organisasi-organisasi internasional yang peduli terhadap hak-hak tahanan untuk mengunjungi para tahanan dan melihat sendiri kondisi sulit yang mereka alami di dalam penjara.

Diketahui, Israel membebaskan Abu Salmiya dan sekitar 54 warga Palestina, termasuk dokter yang ditahan dari Rumah Sakit Al-Shifa dan fasilitas medis lainnya selama operasi militer terpisah selama beberapa bulan terakhir.

Abu Salmiya ditangkap pada 23 November 2023, bersama beberapa staf medis saat bepergian dari Kota Gaza ke selatan daerah kantong tersebut menyusul serangan Israel di rumah sakit itu.

Baca juga: 100 Roket Katyusha dan Falaq Hizbullah Bombardir Israel, Ketegangan Potensi Perang Skala Penuh

Direktur Kompleks Medis Rs Al Shifa di Gaza, Muhammad Abu Salamiya, dibebaskan badan keamanan Israel, Shin Bet pada Senin (1/7/2024) karena alasan penuhnya penjara.
Direktur Kompleks Medis Rs Al Shifa di Gaza, Muhammad Abu Salamiya, dibebaskan badan keamanan Israel, Shin Bet pada Senin (1/7/2024) karena alasan penuhnya penjara. (khaberni)

Update Perang Israel-Hamas

Tujuh warga Palestina tewas dalam serangan Israel terhadap gedung lima lantai dekat Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, beberapa hari setelah Israel memerintahkan sekitar 250.000 orang untuk meninggalkan bagian timur kota yang dilanda perang di Jalur Gaza selatan.

Andrea De Domenico, kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di wilayah Palestina yang diduduki, mengatakan, "Tidak ada tempat dan tidak seorang pun yang aman di Gaza", yang telah menjadi tempat "di mana orang tidak dapat menemukan tempat berlindung yang aman, dan tidak dapat meninggalkan garis depan".

Hamas mengatakan pemimpinnya Ismail Haniyeh telah menghubungi mediator Qatar dan Mesir mengenai gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tawanan.

Israel sedang mengevaluasi pernyataan Hamas dan "akan menyampaikan jawabannya" kepada para mediator, kata badan mata-mata Israel Mossad dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantor perdana menteri Israel.

Serangan udara Israel telah menewaskan 12 warga Palestina, termasuk sembilan anggota keluarga, di "zona aman" yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti perintah evakuasi Israel untuk meninggalkan wilayah timur Khan Younis.

Baca juga: Israel Kembali Bunuh Komandan Senior Hizbullah, Kelompok Militan Lebanon Balas Luncurkan 100 Roket

Rumah Sakit Eropa di Khan Younis telah dihentikan layanannya di tengah perintah evakuasi dan ketika pasukan Israel membombardir beberapa daerah di kota tersebut.

Sekitar sembilan dari setiap 10 orang di Gaza telah mengungsi setidaknya satu kali sejak serangan Israel terhadap daerah kantong yang terkepung itu dimulai, kata badan kemanusiaan PBB.

Serangan Israel terhadap Tyre di Lebanon selatan telah menewaskan seorang komandan Hizbullah.

Sebagai tanggapan, kelompok Lebanon tersebut mengatakan telah menembakkan 100 roket Katyusha ke dua posisi Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

Setidaknya 37.953 orang tewas dan 87.266 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas diperkirakan mencapai 1.139 orang, sementara puluhan orang masih ditawan di Gaza.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas