Carla Bruni Diselidiki atas Dana Kampanye Eks Presiden Nicolas Sarkozy pada 2007
Mantan ibu negara Prancis, Carla Bruni-Sarkozy didakwa atas dugaan pendanaan Libya untuk kampanye presiden suaminya Nicolas Sarkozy pada tahun 2007.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pada Selasa (9/7/2024), mantan ibu negara Prancis, Carla Bruni-Sarkozy didakwa terkait dengan penyelidikan atas dugaan pendanaan Libya untuk kampanye presiden suaminya Nicolas Sarkozy pada 2007, kata sumber pengadilan kepada AFP.
Wanita berusia 56 tahun itu didakwa menyembunyikan bukti dan bersekutu dengan pelaku kejahatan untuk melakukan penipuan, kata sumber itu.
Dia ditempatkan di bawah kontrol peradilan dan dilarang melakukan kontak dengan semua terdakwa kecuali sang suami, Nicolas Sarkozy.
Penyanyi itu diduga turut terlibat dalam penyembunyian tindakan pemalsuan saksi.
Carla Bruni juga diduga keterlibatan dalam upaya menyuap personel peradilan Lebanon, di antara pelanggaran lainnya.
Pengacaranya, Paul Mallet dan Benoit Martinez, tidak berkomentar saat dihubungi AFP.
Sarkozy (69) didakwa pada Oktober 2023 dengan tuduhan melakukan manipulasi saksi secara ilegal, sebagai bagian dari penyelidikan apakah ia menerima uang dari mendiang diktator Libya Moamer Kadhafi untuk mendanai kampanye pemilihannya tahun 2007.
Penyidik menduga beberapa orang, beberapa dekat dengan Sarkozy, terlibat dalam pembayaran saksi kunci dalam kasus itu untuk mencabut pernyataan yang dibuatnya yang memberatkan mantan presiden tersebut.
Menghapus pesan
Carla Bruni-Sarkozy dapat didakwa atau diberi status saksi pendamping, yang menurut sistem hukum Prancis tidak termasuk dakwaan formal.
Dia telah diperiksa dua kali oleh penyidik, France24 melaporkan.
Baca juga: Prancis Siap Mengakui Negara Palestina Merdeka, Begini Kata Presiden Prancis Emmanuel Macron
Pertama sebagai saksi pada Juni 2023, kemudian sebagai tersangka pada awal Mei.
Sebuah penyelidikan menunjukkan Carla Bruni-Sarkozy menghapus semua pesan dengan "ratu paparazzi" Prancis Michele Marchand pada hari Marchand didakwa dengan tuduhan merusak saksi pada bulan Juni 2021.
Pengusaha Prancis-Lebanon Ziad Takieddine telah mengklaim beberapa kali bahwa ia membantu mengirimkan hingga lima juta euro ($5,4 juta dengan nilai tukar saat ini) dalam bentuk tunai dari Kadhafi kepada Sarkozy dan kepala stafnya pada tahun 2006 dan 2007.
Namun pada 2020, Takieddine tiba-tiba mencabut pernyataan memberatkannya, sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa Sarkozy dan sekutu dekatnya mungkin telah membayar saksi tersebut untuk mengubah pikirannya.
Pihak berwenang menaruh perhatian pada Bruni-Sarkozy ketika Marchand membenarkan kunjungannya ke rumah Sarkozy sebagai kunjungan sosial dengan penyanyi tersebut.
Sarkozy akan diadili pada tahun 2025 atas tuduhan berkonspirasi mengambil uang tunai dari pemimpin Libya untuk secara ilegal mendanai upayanya yang kemudian menang pada tahun 2007 untuk menjadi presiden Prancis.
Politisi sayap kanan, yang memerintah Prancis dari tahun 2007 hingga 2012, telah menghadapi serangkaian masalah hukum sejak meninggalkan jabatannya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)