Dipaksa Israel Pergi dari Kota Gaza, Warga Palestina Tertawa & Menolak, Ini Alasannya
Warga Palestina dengan tegas menolak perintah Israel untuk pergi dari Kota Gaza.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM – Israel meminta warga Palestina yang berada di Kota Gaza untuk mengungsi keluar dari kota itu dan menuju ke “zona aman”.
Bahkan, Israel sudah mengeluarkan selebaran dari udara yang berisi perintah evakuasi dan tempat yang bisa dituju oleh warga Palestina.
Namun, sejumlah warga Palestina dengan tegas menolak perintah Israel tersebut.
Penolakan itu terlihat dalam video yang diunggah oleh akun Instragram Al Jazeera Plus @ajplus.
Dalam video itu tampak ada dua pria bertopi yang menyampaikan penolakannya.
Keduanya tertawa dan salah satunya menyobek-nyobek kertas berwarna putih. Kertas itu kemudian dilemparkannya. Diduga kertas itu adalah selebaran Israel.
Mereka pun mengungkapkan alasan menolak pergi.
“Ke mana kami akan pergi? Setelah penyiksaan selama 300 hari, kalian (Israel) ingin kami pergi ke selatan?” tanya salah satu pria.
“Kami lebih memilih mati daripada menyerahkan rumah,” katanya menambahkan.
Selain itu, ada pula seorang pria berkacamata yang menegaskan tak akan pergi dari Kota Gaza.
“Kami tak akan pergi hingga maut menjemput. Kami akan bertahan di tanah kami,” kata pria itu sambil tersenyum.
Baca juga: Israel Sebar Selebaran Perintahkan Warga Mengungsi Lagi, Hamas: Jebakan, Koridor Aman Ternyata Maut
Kemudian, ada seorang pria lain yang mengaku tak akan menuruti perintah Israel.
“Meski kelaparan dan meski ada pengepungan, kami tak akan pergi,” ujarnya.
Bahkan, ada seorang bocah perempuan yang mengatakan tak akan pergi di tempatnya saat ini.
“Sayang, apakah kamu mau pergi ke selatan?” tanya seseorang dalam video.
“Tidak,” kata bocah itu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah memperingatkan bahwa perintah evakuasi Israel hanya akan menambah penderitaan rakyat Palestina.
Sejak perang di Gaza meletus, Israel sudah menyerang “zona aman”. Padahal, Israel sebelumnya meminta warga Gaza untuk mengungsi ke zona itu.
PBB dan organisasi HAM berkata tidak ada tempat aman di seluruh Gaza.
Seorang jurnalis Palestina bernama Mohammed Shahin mengatakan sebagian besar rakyat Palestina tak akan mengungsi dari Gaza utara, apa pun yang terjadi.
“Kami akan mempertahankan pendirian kami, insyaallah hingga napas terakhir,” kata Shahih.
Jurnalis lainnya, seorang perempuan, mengaku kecewa pernah mengevakuasi diri. Dia meminta yang lainnya untuk tidak melakukan hal yang sama.
Baca juga: 4 Populer Internasional: Hizbullah Diklaim Sukses Buat Israel Ngos-ngosan - AS Lanjutkan Kirim Bom
“Jangan ulangi kesalahan kami,” katanya.
“Saya tidak ingin kalian mengalami tambahan penderitaan saat pergi dari kota.”
Seorang bocah Palestina juga menyatakan akan tetap bertahan di Kota Gaza.
“Kami bertahan di tanah kami. Kami teguh,” kata dia dengan percaya diri sambil tersenyum.
Selebaran dari Israel
Israel sudah menyebarkan selebaran yang isinya perintah evakuasi bagi warga Pelastina di Kota Gaza.
“Pengumuman penting untuk semua yang kini berada di Kota Gaza: Pindahlah ke selatan,” demikian tulisan dalam selebaran.
Dalam selebaran itu ada gambar dua jalan yang mengarah ke tempat pengungsian di Deir al-Balah dan al-Zawaida.
Ini adalah kedua kalinya Israel meminta warga di Kota Gaza untuk mengungsi.
Dalam dua pekan belakangan, pasukan Israel kembali memasuki beberapa distrik yang menurut mereka menjadi tempat pejuang Hamas bangkit kembali.
Sementara itu, Hamas menyebut tindakan terbaru Israel di Kota Gaza telah mengancam atau menghambat perundingan gencatan senjata dan pertukaran sandera.
Adapun perundingan itu baru saja dilanjutkan pada hari Rabu, (10/7/2024), di Qatar dan dihadiri oleh kepala intelijen Mesir, AS, Israel, dan Perdana Menteri Qatar.
Pejabat Hamas bernama Hossam Badran menuding Israel sengaja mendesak adanya pernjanjian.
“Israel berusaha mendesak perjanjian dengan mengintensifkan operasi pengeboman, pengusiran, dan melakukan pembantaian,” kata Badran kepada AFP, dikutip dari BBC.
(Tribunnews/Febri)