Perang Rusia-Ukraina Hari ke-871: Kherson Dilanda Penembakan Besar-besaran, Rusia Targetkan Dnipro
Kepala Administrasi militer regional Kherson, Roman Mrochko mengungkapkan bahwa Pasukan Rusia melancarkan penembakan besar-besaran di Kherson.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
Panggilan telepon antara Andrei Belousov dan Lloyd Austin, yang diprakarsai oleh Moskow, terjadi saat ketegangan antara kedua belah pihak meningkat atas rencana Washington untuk menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman, sebuah keputusan yang diperingatkan Kremlin dapat memicu kembalinya konfrontasi ala perang dingin.
* Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Inggris minggu depan untuk menyampaikan pidato di hadapan para pemimpin Eropa yang akan bertemu untuk membahas Ukraina, keamanan Eropa, dan demokrasi.
Presiden Ukraina tersebut, juga akan melakukan kunjungan pertamanya ke Irlandia pada Sabtu pagi, saat ia tiba di sana untuk bertemu taoiseach Irlandia, Simon Harris.
Irlandia diperkirakan, akan memberikan lebih banyak dukungan bagi upaya Ukraina untuk memulangkan sekitar 20.000 anak yang telah dipindahkan secara paksa ke Rusia dan Belarus.
* Kementerian luar negeri Ukraina menolak tuduhan pejabat Rusia pada hari Jumat bahwa Kyiv berencana untuk melancarkan serangan terhadap bendungan pembangkit listrik tenaga air milik negara itu untuk menyalahkan Rusia atas serangan tersebut.
Kementerian tersebut, menggambarkan pernyataan tersebut sebagai taktik intimidasi baru yang dirancang untuk menyesatkan.
* Jaksa agung Ukraina telah meminta pengadilan pidana internasional (ICC) untuk mengadili Rusia atas serangan rudal terhadap rumah sakit anak-anak di Kyiv pada hari Senin.
Serangan itu, merupakan salah satu dari sejumlah serangan di Ukraina yang menewaskan 38 orang, termasuk empat anak-anak, dan melukai ratusan orang.
“Demi keadilan internasional, kasus-kasus seperti serangan yang disengaja terhadap rumah sakit anak terbesar di Kyiv [layak] dibawa ke ICC,” kata Andriy Kostin, jaksa agung, kepada Reuters.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)