Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hamas Bantah Tarik Diri dari Perundingan Gencatan Senjata, Mengatakan Netanyahu Halangi Kesepakatan

Hamas membantah menarik diri dari perundingan gencatan senjata di Gaza, dan mengatakan Netanyahu menghalangi kesepakatan.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Hamas Bantah Tarik Diri dari Perundingan Gencatan Senjata, Mengatakan Netanyahu Halangi Kesepakatan
rntv/tangkap layar
Pejuang Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, mengawal proses pembebasan sandera Israel pada akhir November 2023 silam. 

Hamas Bantah Tarik Diri dari Perundingan Gencatan Senjata, Mengatakan Netanyahu Halangi Kesepakatan

TRIBUNNEWS.COM- Hamas membantah menarik diri dari perundingan gencatan senjata di Gaza, dan mengatakan Netanyahu menghalangi kesepakatan.

Gerakan perlawanan telah menegaskan bahwa mereka tidak akan memberikan apa yang diinginkan Israel dengan menarik diri dari perundingan.

Hamas membantah laporan bahwa gerakan perlawanan telah menarik diri dari perundingan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Jalur Gaza.

“Apa yang dipublikasikan oleh kantor berita Prancis, dan diedarkan oleh beberapa media, tentang keputusan Hamas untuk menghentikan perundingan sebagai respons terhadap pembantaian Al-Mawasi di barat Khan Yunis, tidak memiliki dasar kebenaran,” kata Izzat al-Rishq, seorang anggota biro politik Hamas, mengatakan pada 14 Juli.

“Eskalasi Nazi terhadap rakyat kami yang dilakukan Netanyahu dan pemerintahan Nazi-nya bertujuan untuk menghalangi tercapainya kesepakatan untuk menghentikan agresi terhadap rakyat kami, yang sudah jelas bagi semua orang,” tambah Rishq.

Pernyataannya disampaikan pada hari yang sama dengan laporan AFP yang mengutip seorang pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa kelompok tersebut telah menarik diri dari perundingan sebagai tanggapan atas pembunuhan brutal tentara Israel terhadap puluhan warga sipil Palestina di Gaza selatan pada hari Sabtu.

BERITA REKOMENDASI

Sumber keamanan yang dikutip oleh saluran Al-Akhbariya Mesir pada 13 Juli juga mengatakan bahwa Hamas menarik diri dari perundingan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, ketua Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa sehubungan dengan pembantaian Israel pada hari Sabtu, dia “mengadakan serangkaian komunikasi dengan mediator dan beberapa negara regional.”

“Hamas memberikan tanggapan positif terhadap proposal baru-baru ini yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan guna menghentikan agresi terhadap rakyat kami… Posisi Israel yang diambil oleh Netanyahu menimbulkan hambatan yang menghalangi tercapainya kesepakatan, termasuk pernyataan medianya baru-baru ini,” katanya.

Haniyeh meminta Qatar dan Mesir untuk bekerja sama dengan AS “untuk menghentikan pembantaian terhadap rakyat kami dan bekerja secara serius untuk mengakhiri agresi berkelanjutan terhadap rakyat kami.”

Dia juga mengatakan bahwa Hamas akan meminta pertanggungjawaban Israel jika negosiasi gagal.


Pasukan Israel membunuh 90 warga sipil dan melukai ratusan lainnya dalam serangkaian serangan udara besar-besaran di wilayah Al-Mawasi di pantai selatan Gaza pada 13 Juli.

Menyusul pembantaian tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginjak-injak upaya mediator untuk mencapai kesepakatan dan sekali lagi mengatakan dalam konferensi pers bahwa Israel tidak akan mengakhiri perang di Gaza sampai “kita mencapai semua tujuan perang, dan tidak satu saat pun. sebelum." Ia pun mengaku tidak menyimpang dari usulan yang didukung Presiden AS Joe Biden.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas