9 Orang Tewas setelah Bom Mobil Meledak di Kafe Mogadishu saat Nobar Final Euro 2024
Bom mobil meledak di luar sebuah kafe di ibu kota Somalia, Mogadishu, menewaskan sedikitnya sembilan orang saat final turnamen sepak bola Euro 2024.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah bom mobil meledak di luar sebuah kafe di ibu kota Somalia, Mogadishu, menewaskan sedikitnya sembilan orang.
Pemerintah berkata, saat kejadian, para pengunjung kafe sedang menonton final turnamen sepak bola Euro 2024 di TV, Al Jazeera melaporkan.
Melalui stasiun radio yang berafiliasi, kelompok bersenjata yang terkait al-Qaeda, al-Shabab, mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan yang terjadi pada Minggu (14/7/2024).
Mereka mengatakan pengeboman tersebut menargetkan tempat yang dipakai petugas keamanan dan pekerja pemerintah bertemu di malam hari.
Jumlah korban tewas resmi yang disebutkan oleh pihak berwenang pada Minggu malam adalah lima orang.
Pada Senin (15/7/2024), seorang pejabat dari Badan Keamanan Nasional, Mohamed Yusuf, mengatakan kepada kantor berita AFP, sembilan orang tewas dalam insiden tersebut.
"Sembilan warga sipil tewas dan 20 lainnya terluka dalam ledakan itu," katanya.
"Banyak orang di dalam restoran itu, kebanyakan dari mereka adalah anak muda yang sedang menonton pertandingan sepak bola."
"Tapi Alhamdulillah, sebagian besar dari mereka berhasil keluar dengan selamat setelah menggunakan tangga untuk memanjat dan melompati tembok pembatas bagian belakang," imbuh Yusuf.
Foto-foto yang dibagikan di internet menunjukkan bola api besar dan gumpalan asap mengepul ke langit malam saat ledakan melanda restoran populer di pusat kota.
Petugas polisi Mohamed Salad bergegas ke tempat kejadian beberapa menit setelah ledakan.
Baca juga: Misteri Laut Somalia, Kronologi Dua Tentara Marinir AS Berpengalaman Tewas Usai Terpeleset di Laut
Ia mengatakan kepada AFP beberapa mayat ditemukan di bawah reruntuhan.
Bom tersebut juga menghancurkan 10 mobil dan merusak beberapa bangunan di dekatnya di area yang dijaga ketat di dekat istana presiden.
Meskipun kehilangan sebagian besar wilayahnya kepada pasukan pemerintah dan sekutunya, al-Shabab sering melancarkan serangan dan serangan mematikan yang menargetkan pemerintah.