China dan Rusia Dijauhi 3 Negara Sesama Anggota BRICS, Sindir India: Ini Hanya Kedok
Tiga negara anggota BRICS tidak terlalu senang dengan penambahan anggota yang dinilai berlangsung cepat
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Endra Kurniawan
Demikian telah dibahas dalam pertemuan pejabat senior dan sherpa baru-baru ini.
Sementara perdebatan ini berlangsung, situasi keuangan tidak terlihat begitu baik.
Dolar AS telah mengalahkan rupee India baru-baru ini.
Rupee mencapai titik terendah 83,63 pada bulan Juni 2024, pulih sedikit, tetapi kemudian turun kembali ke 83,62.
Ini bukan hanya masalah rupee. Dolar telah mengungguli 22 dari 23 mata uang utama Asia bulan ini.
Hanya dolar Hong Kong yang berhasil mempertahankan posisinya.
Yuan Tiongkok telah jatuh ke titik terendah sejak Desember 2023, dan yen Jepang telah mencapai titik terlemahnya sejak tahun 1990-an.
Investor institusional asing (FII) juga berkontribusi terhadap jatuhnya rupee.
Awal bulan ini, mereka menarik $2,6 miliar atau senilai Rp 42 miliar dari pasar saham India.
Arus keluar yang besar ini menambah tekanan pada rupee, menyebabkannya semakin melemah terhadap dolar.
Upaya Dedolarisasi
Negara-negara yang tergabung di blok ekonomi BRICS seperti Rusia, China, India, saat ini sedang berupaya meluncurkan sistem keuangan yang independen dari dominasi pihak ketiga.
Penegasan itu disampaikan Duta Besar Rusia untuk China, Igor Morgulov, saat berbicara di Forum Perdamaian Dunia (WPF) ke-12, Sabtu, 6 Juli 2024.
Dia mengatakan, negara-negara anggota blok BRICS juga akan membahas pembentukan mata uang baru untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional diantara negara-negara BRICS.
Volume transaksi Rusia dalam mata uang nasional dengan sesama negara BRICS sendiri selama ini terus meningkat.