Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapal Induk Canggihnya 'Diusir' dari Laut Merah, AS Disebut Sudah Dipermalukan Houthi

Kelompok Houthi di Yaman mengklaim pihaknya telah mempermalukan Amerika Serikat (AS).

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Kapal Induk Canggihnya 'Diusir' dari Laut Merah, AS Disebut Sudah Dipermalukan Houthi
U.S. Navy
Kapal induk Amerika Serikat, Eisenhower. 

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Houthi di Yaman mengklaim pihaknya telah mempermalukan Amerika Serikat (AS).

Klaim itu dilontarkan Houthi setelah kapal induk USS Dwight D. Eisenhower milik AS memutuskan pergi dari Laut Merah.

Sebelumnya, Eisenhower dikerahkan selama berbulan-bulan untuk menghalangi operasi militer Houthi di Laut Merah yang menargetkan kapal terafiliasi Israel.

Semenjak perang di Jalur Gaza berkobar, Houthi memang sering menyerang kapal Israel sebagai bentuk dukungan kepada warga Palestina.

"Setelah pengusiran kapal induknya, Amerika beralih melibatkan agennya, Arab Saudi, untuk mendorongnya agar melayani Israel lebih dari sebelumnya," kata Abdul-Malik al-Houthi selaku pemimpin Houthi dalam pidatonya pada hari Selasa, (16/7/2024), dikutip dari PressTV.

"Jumlah rakyat kita [yang hadir] pada hari Jumat lalu sangat besar dan hebat, karena jutaan berkumpul di lapangan untuk menunjukkan keteguhan mereka dalam membela rakyat Palestina, terlepas dari setiap keinginan agen itu."

Kapal induk Amerika Serikat, USS Dwight D Eisenhower melewati Selat Hormuz menuju perairan Teluk. Gambar diambil pada 26 November 2023.
Kapal induk Amerika Serikat, USS Dwight D Eisenhower melewati Selat Hormuz menuju perairan Teluk. Gambar diambil pada 26 November 2023. (US CENTCOM)

Abdul-Malik kemudian mendesak Arab Saudi untuk mendengarkan peringatan rakyat Yaman dan menghentikan dukungan kepada AS dan Israel.

BERITA REKOMENDASI

"Allah telah mempermalukan tiran arogan saat ini, yakni AS, di tangan rakyat kita," ucap dia.

"Dengan kehendak Allah, tirani agen AS akan hancur, dan kemampuan mereka akan dihancurkan lewat tangan pelayan-Nya yang setia."

Dia juga kembali menegaskan komitmen rakyat Yaman untuk mendukung warga Palestina. Kata dia, Yaman tak akan pernah membiarkan rakyat Palestina sendirian melawan musuh.

"Kita akan melakukan segalanya demi membantu rakyat Palestina. Kita akan terus membantu dan mendukung Gaza lewat koordinasi dengan front bantuan lain dan rakyat merdeka di negeri ini," katanya.

Baca juga: Kelompok Perlawanan Irak Ancam Negara-negara Arab yang Bantu Israel Mematahkan Blokade Houthi

"Operasi kita akan berlanjut dengan rentetan rudal, serangan pesawat tanpa awak, dan operasi di laut dalam eksalasi hingga Israel menghentikan agresinya di Gaza dan menghentikan kepungannya terhadap warga Gaza."

AL AS dan Inggris disebut ketakutan

Sebelumnya, Abdul-Malik mengatakan Angkatan Laut AS dan Inggris ketakutan melawan rudal balistik milik Houthi.

Abdul-Malik mengklaim AS dan sekutunya gagal menghentikan serangan Houthi terhadap kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah dan Teluk Aden.

“Angkatan Laut AS dan Inggris gentar oleh rudal balistik Angkatan Bersenjata Yaman," ujar Abdul-Malik melalui pidatonya yang ditayangkan di televisi pada Kamis, (11/7/2024).

Dia juga menyebut angkatan laut Barat kini pergi meninggalkan perairan Yaman.

Menurut Abdul-Malik, sejauh ini Houthi sudah menyerang 166 kapal dagang yang terafiliasi Israel, AS, dan Inggris.

Kata dia, pejabat Israel juga takut melawan kekuatan militer Houthi. Bahkan, Institut Kajian Keamanan Israel (INSS) mengakui bahwa Israel merugi banyak karena serangan Houthi di Laut Merah.

Dia mengklaim AS sudah berusaha keras untuk menghentikan serangan Houthi, tetapi semua upayanya berbuah kegagalan.

Di samping itu, dia memperingatkan Arab Saudi agar jangan bekerja sama dengan untuk menghentikan serangan Houthi.

“Amerika tak bisa menghentikan operasi militer Angkatan Bersenjata Yaman karena mereka punya dasar dalam keyakinan kita. Ribuan warga Yaman ingin bergabung dalam pertempuran untuk melawan Zionis,” ujarnya.

Abdul-Malik kemudian meminta rakyat Yaman untuk turun ke jalan pada hari Jumat guna menegaskan solidaritas mereka kepada rakyat Palestina yang kini menghadapai agresi Israel.

“Perang genosida dan kejahatan mengerikan Israel terhadap rakyat Palestina adalah ujian tentang hati nurani dan nilai-nilai kemanusiaan bagi seluruh masyarakat dunia,” katanya.

“Bungkam saja atas genosida yang kini terjadi di Gaza berarti hilangnya kehormatan manusia dan hak untuk hidup.”

Dia menyebut apa yang dilakukan Israel saat ini adalah pelanggaran atas prinsip-prinsip dasar.

Pemimpin Houthi itu juga menyinggung aksi unjuk rasa mahasiswa di kampus-kampus AS dan Eropa.

Menurutnya, tragedi yang dialami warga Palestina telah membuka mata orang mengenai apa yang selama ini disembunyikan Israel.

Dia menyebut polisi AS memperlakukan pengunjuk rasa pro-Palestina seperti penjahat perang.

Di samping itu, dia mengecam sejumlah negara yang tidak mempedulikan situasi di Palestina. Kata dia, negara-negara itu bekerja sama dengan rezim Zionis untuk menjerat umat Islam.

Abdul-Malik mengatakan para pengungsi Palestina menjadi target serangan yang dilakukan dengan “bom pintar” buatan AS yang biasanya digunakan dalam pertempuran melawan tentara profesional.

Dia juga menyinggung ditutupnya perlintasa Rafah yang menjadi pintu masuk aliran bantuan ke Gaza.

Kata dia, Israel mencegah bantuan penting seperti makanan dan obat-obatan masuk ke Gaza.

Abdul-Malik memuji solidaritas warga Maroko dan Bahrain terhadap rakyat Palestina di tengah perang Gaza. Warga dua negara itu, menurut dia, telah mendukung Palestina tanpa hentil.

Dia meminta seluruh bangsa di dunia untuk bergabung dalam kampanye boikot terhadap produk-produk Israel.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas