Kapal Induk Canggihnya 'Diusir' dari Laut Merah, AS Disebut Sudah Dipermalukan Houthi
Kelompok Houthi di Yaman mengklaim pihaknya telah mempermalukan Amerika Serikat (AS).
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Houthi di Yaman mengklaim pihaknya telah mempermalukan Amerika Serikat (AS).
Klaim itu dilontarkan Houthi setelah kapal induk USS Dwight D. Eisenhower milik AS memutuskan pergi dari Laut Merah.
Sebelumnya, Eisenhower dikerahkan selama berbulan-bulan untuk menghalangi operasi militer Houthi di Laut Merah yang menargetkan kapal terafiliasi Israel.
Semenjak perang di Jalur Gaza berkobar, Houthi memang sering menyerang kapal Israel sebagai bentuk dukungan kepada warga Palestina.
"Setelah pengusiran kapal induknya, Amerika beralih melibatkan agennya, Arab Saudi, untuk mendorongnya agar melayani Israel lebih dari sebelumnya," kata Abdul-Malik al-Houthi selaku pemimpin Houthi dalam pidatonya pada hari Selasa, (16/7/2024), dikutip dari PressTV.
"Jumlah rakyat kita [yang hadir] pada hari Jumat lalu sangat besar dan hebat, karena jutaan berkumpul di lapangan untuk menunjukkan keteguhan mereka dalam membela rakyat Palestina, terlepas dari setiap keinginan agen itu."
Abdul-Malik kemudian mendesak Arab Saudi untuk mendengarkan peringatan rakyat Yaman dan menghentikan dukungan kepada AS dan Israel.
"Allah telah mempermalukan tiran arogan saat ini, yakni AS, di tangan rakyat kita," ucap dia.
"Dengan kehendak Allah, tirani agen AS akan hancur, dan kemampuan mereka akan dihancurkan lewat tangan pelayan-Nya yang setia."
Dia juga kembali menegaskan komitmen rakyat Yaman untuk mendukung warga Palestina. Kata dia, Yaman tak akan pernah membiarkan rakyat Palestina sendirian melawan musuh.
"Kita akan melakukan segalanya demi membantu rakyat Palestina. Kita akan terus membantu dan mendukung Gaza lewat koordinasi dengan front bantuan lain dan rakyat merdeka di negeri ini," katanya.
Baca juga: Kelompok Perlawanan Irak Ancam Negara-negara Arab yang Bantu Israel Mematahkan Blokade Houthi
"Operasi kita akan berlanjut dengan rentetan rudal, serangan pesawat tanpa awak, dan operasi di laut dalam eksalasi hingga Israel menghentikan agresinya di Gaza dan menghentikan kepungannya terhadap warga Gaza."
AL AS dan Inggris disebut ketakutan
Sebelumnya, Abdul-Malik mengatakan Angkatan Laut AS dan Inggris ketakutan melawan rudal balistik milik Houthi.
Abdul-Malik mengklaim AS dan sekutunya gagal menghentikan serangan Houthi terhadap kapal-kapal terafiliasi Israel di Laut Merah dan Teluk Aden.