Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapal Induk Canggihnya 'Diusir' dari Laut Merah, AS Disebut Sudah Dipermalukan Houthi

Kelompok Houthi di Yaman mengklaim pihaknya telah mempermalukan Amerika Serikat (AS).

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Kapal Induk Canggihnya 'Diusir' dari Laut Merah, AS Disebut Sudah Dipermalukan Houthi
U.S. Navy
Kapal induk Amerika Serikat, Eisenhower. 

“Angkatan Laut AS dan Inggris gentar oleh rudal balistik Angkatan Bersenjata Yaman," ujar Abdul-Malik melalui pidatonya yang ditayangkan di televisi pada Kamis, (11/7/2024).

Dia juga menyebut angkatan laut Barat kini pergi meninggalkan perairan Yaman.

Menurut Abdul-Malik, sejauh ini Houthi sudah menyerang 166 kapal dagang yang terafiliasi Israel, AS, dan Inggris.

Kata dia, pejabat Israel juga takut melawan kekuatan militer Houthi. Bahkan, Institut Kajian Keamanan Israel (INSS) mengakui bahwa Israel merugi banyak karena serangan Houthi di Laut Merah.

Dia mengklaim AS sudah berusaha keras untuk menghentikan serangan Houthi, tetapi semua upayanya berbuah kegagalan.

Di samping itu, dia memperingatkan Arab Saudi agar jangan bekerja sama dengan untuk menghentikan serangan Houthi.

“Amerika tak bisa menghentikan operasi militer Angkatan Bersenjata Yaman karena mereka punya dasar dalam keyakinan kita. Ribuan warga Yaman ingin bergabung dalam pertempuran untuk melawan Zionis,” ujarnya.

BERITA REKOMENDASI

Abdul-Malik kemudian meminta rakyat Yaman untuk turun ke jalan pada hari Jumat guna menegaskan solidaritas mereka kepada rakyat Palestina yang kini menghadapai agresi Israel.

“Perang genosida dan kejahatan mengerikan Israel terhadap rakyat Palestina adalah ujian tentang hati nurani dan nilai-nilai kemanusiaan bagi seluruh masyarakat dunia,” katanya.

“Bungkam saja atas genosida yang kini terjadi di Gaza berarti hilangnya kehormatan manusia dan hak untuk hidup.”

Dia menyebut apa yang dilakukan Israel saat ini adalah pelanggaran atas prinsip-prinsip dasar.

Pemimpin Houthi itu juga menyinggung aksi unjuk rasa mahasiswa di kampus-kampus AS dan Eropa.

Menurutnya, tragedi yang dialami warga Palestina telah membuka mata orang mengenai apa yang selama ini disembunyikan Israel.

Dia menyebut polisi AS memperlakukan pengunjuk rasa pro-Palestina seperti penjahat perang.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas