PLO Kutuk Pembantaian Israel di Gaza dan Eskalasi di Tepi Barat, Bertanggung Jawab atas Genosida
PLO menganggap Israel dan Amerika Serikat bertanggung jawab atas genosida di Gaza dan eskalasi di wilayah Palestina yang diduduki.
Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengutuk pembantaian yang dilakukan atas genosida berkelanjutan Israel di Gaza dan eskalasi militernya di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.
Badan eksekutif tertinggi PLO menganggap Israel dan sekutunya, Amerika Serikat, bertanggung jawab atas genosida di Gaza dan eskalasi di wilayah Palestina yang diduduki.
“Menegaskan perjuangan dan perlawanan berkelanjutan dari rakyat Palestina untuk mencapai kebebasan dan kemerdekaan serta memperoleh semua hak mereka, termasuk hak pengungsi untuk kembali, hak untuk menentukan nasib sendiri, dan pembentukan negara yang merdeka dan berdaulat penuh dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya," jelas komite tersebut dalam pertemuan yang diadakan di Ramallah, Rabu (17/7/2024), dilansir Al Jazeera.
Sebelumnya, warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki melakukan aksi mogok umum sebagai protes terhadap perang Israel di Gaza.
Mereka mengecam serangan pada Sabtu (13/7/2024) terhadap zona aman al-Mawasi yang menewaskan 90 orang dan melukai sekitar 300 lainnya.
Sebagian besar kota di Tepi Barat bergabung dalam aksi mogok umum pada hari Minggu untuk menentang serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi di sebelah barat Khan Younis.
Warga Palestina juga berunjuk rasa pada Sabtu malam di kota Jenin, Hebron, dan Tubas untuk mengutuk perang yang menghancurkan tersebut.
Pada Senin (15/7/2024) malam hingga Selasa (16/7/2024), serangan udara Israel menewaskan lebih dari 60 warga Palestina di Gaza selatan dan tengah, saat Israel dan Hamas mempertimbangkan usulan gencatan senjata terbaru.
Satu serangan menghantam jalan utama yang dipenuhi kios-kios pasar di jantung "zona aman" yang ditetapkan Israel untuk para pengungsi.
Diberitakan AP News, serangan lainnya menghantam sekolah PBB tempat para keluarga berlindung.
Hari Selasa, polisi Israel mengatakan petugas menembak dan membunuh seorang warga Palestina berusia 19 tahun setelah ia menikam seorang polisi di wilayah pendudukan Tepi Barat, yang merupakan kekerasan terbaru yang meningkat di sana sejak dimulainya perang di Gaza.
Baca juga: Tak Hanya Gaza, Israel juga Bunuh Anak-anak Warga Negara Suriah di Lebanon
Militer Israel juga mengatakan akan mulai mengirimkan surat panggilan wajib militer kepada orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks pada hari Minggu, sebuah langkah yang dapat mengganggu stabilitas pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Update Perang Israel-Hamas
Koresponden Al Jazeera melaporkan 81 orang tewas dalam serangan yang menargetkan rumah-rumah dan fasilitas PBB di Gaza.
Riyad Mansour, utusan Palestina untuk PBB, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa perang Israel di Gaza adalah “genosida yang paling terdokumentasi dalam sejarah”.
Utusan Washington untuk DK PBB mengatakan ada kemajuan dalam pembicaraan untuk mengadopsi gencatan senjata segera di Gaza hampir empat bulan setelah dewan menuntutnya.
Militer Israel telah melancarkan serangan mematikan di seluruh Gaza dalam beberapa jam terakhir, menewaskan sedikitnya lima orang dalam serangan terhadap sebuah apartemen di az-Zawayda dan dua gadis dalam serangan di Kota Gaza.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Hizbullah, Iran dan pemerintah Lebanon tidak menginginkan "perang besar-besaran" dengan Israel, tetapi "ada kecurigaan bahwa beberapa kalangan di Israel" sedang mencoba mencapainya.
Presiden AS Joe Biden telah terjangkit Covid-19 dan telah melakukan perjalanan ke Delaware untuk mengisolasi diri.
Baca juga: Kelompok yang Serang Truk Bantuan di Gaza Rupanya Dapat Dana hingga Rp 3,2 M dari AS dan Israel
Biden dinyatakan sakit beberapa hari sebelum ia dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington.
Duta Besar Brasil untuk PBB Sergio Franca Danese telah menyerukan diakhirinya aliran senjata yang digunakan dalam tindakan ilegal di Gaza.
Setidaknya 38.794 orang tewas dan 89.364 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober diperkirakan mencapai 1.139, dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel