Sosok Alberto Felice De Toni, Wali Kota Udine yang Menolak Jadi Tuan Rumah Laga Israel vs Italia
Karena aksi tentaranya yang telah melakukan genosida di Gaza Palestina, Israel mendapatkan penolakan bermain di sebuah kota di Italia.
Penulis: Muhammad Barir
Sosok Alberto Felice De Toni, Wali Kota Udine yang Menolak Jadi Tuan Rumah Laga Israel vs Italia
TRIBUNNEWS.COM- Karena aksi tentaranya yang telah melakukan genosida di Gaza Palestina, Israel mendapatkan penolakan bermain di Udine, sebuah kota di Italia.
Beberapa waktu lalu, beberapa pemerintah daerah di Indonesia pernah menolak kedatangan timnas Israel untuk ikut Piala Dunia FIFA U20.
Rupanya, bukan hanya kepala daerah di Indonesia saja yang menolak kedatangan timnas Israel, tapi juga di Eropa.
Baru-baru ini timnas Israel mendapat penolakan dari Wali Kota Udine di Italia.
Kota Udine telah menolak undangan dari Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) Gabriele Gravina untuk menjadi salah satu sponsor pertandingan Liga Bangsa-Bangsa Italia-Israel yang dijadwalkan berlangsung di stadion Friuli pada tanggal 14 Oktober
Kota Udine tersebut mengatakan kepada ANSA bahwa mereka telah memutuskan bahwa mensponsori pertandingan tersebut "akan memecah belah karena Israel adalah Negara yang sedang berperang".
Kota Udine di Italia menolak menjadi tuan rumah pertandingan tim sepak bola nasionalnya melawan Israel di Liga Bangsa-Bangsa Eropa.
Dengan alasan karena khawatir menimbulkan perpecahan dan masalah sosial, demikian dilaporkan media lokal pada hari Rabu.
Pers lokal melaporkan bahwa Presiden Federasi Sepak Bola Italia, Gabriele Gravina, mengajukan tawaran kepada wali kota Udine untuk menjadi tuan rumah pertandingan di stadion “Pluinergie” pada tanggal 14 Oktober mendatang.
Tawaran ditolak oleh pemerintah kota “karena khawatir penyelenggaraan ini akan bersifat diskriminatif karena Israel adalah negara yang sedang berperang.”
Sosok Wali Kota yang berani dari Udine tersebut bernama Alberto Felice De Toni.
Dia terpilih sebagai wali kota Udine, Alberto Felice De Toni mengatakan:
“Menjadi tuan rumah pertandingan seperti itu pada saat Israel adalah negara yang sedang berperang mengandung risiko menyebabkan perpecahan dan masalah sosial daripada memperindah citra.”