Korut Kembali Provokasi Korsel, Kirim Lagi Banyak Balon Berisi Sampah
Penerbangan balon udara terbaru Korea Utara mengancam akan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
Editor: Hasanudin Aco
Korut Kembali Provokasi Korsel, Kirim Lagi Banyak Balon Berisi Sampah
Ringkasan :
- Korea Utara kembali kirim balon berisi sampah ke Korea Selatan
- Korea Selatan melanjutkan siaran propaganda sebagai tanggapan
- Balon Korea Utara tingkatkan ketegangan di Semenanjung Korea
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL -
Korea Utara mengirim lebih banyak balon berisi sampah ke Korea Selatan seiring meningkatnya perseteruan dua negara.
Korea Utara (Korut) pada Minggu (21/7/2024) menerbangkan balon berisi sampah ke Korea Selatan (Korsel) beberapa hari setelah Korsel melanjutkan siaran propaganda melalui pengeras suara yang menargetkan Korut.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan balon Korea Utara terbang di utara Seoul, ibu kota Korea Selatan, setelah melintasi perbatasan.
Dikatakannya, masyarakat Korea Selatan harus waspada terhadap benda jatuh dan melaporkan kepada polisi dan otoritas militer jika mereka melihat balon jatuh ke tanah.
Penerbangan balon udara terbaru Korea Utara mengancam akan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
Baca juga: Korsel Ciptakan Senjata Masa Depan Mirip Laser StarWars untuk Menembak Jatuh Drone Korea Utara
Korea Selatan sebelumnya memperingatkan akan melakukan siaran melalui pengeras suara secara lebih menyeluruh dan mengambil langkah-langkah lebih kuat lainnya jika Korea Utara terus melakukan provokasi seperti peluncuran balon udara.
Sejak akhir Mei, Korea Utara telah menerbangkan sejumlah balon pada serangkaian acara peluncuran untuk menjatuhkan potongan kain, puntung rokok, baterai bekas, dan bahkan pupuk kandang di Korea Selatan, meskipun tidak menimbulkan kerusakan besar di Korea Selatan.
Korea Utara mengatakan balon-balon awal diluncurkan sebagai respons terhadap aktivis Korea Selatan yang mengirim selebaran politik ke Korea Utara melalui balon mereka sendiri. Korea Utara memandang kegiatan warga sipil Korea Selatan yang menyebarkan selebaran sebagai ancaman besar terhadap kepemimpinannya karena negara itu melarang akses resmi ke berita asing bagi sebagian besar dari 26 juta penduduknya, kata para ahli.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, Kim Yo Jong , saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang berkuasa, memperingatkan bahwa "sampah" Korea Selatan harus siap membayar "harga yang mengerikan dan mahal" atas kegiatan penyebaran selebaran tersebut.
Ia mengatakan lebih banyak selebaran Korea Selatan telah ditemukan di Korea Utara.
Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa Korea Utara dapat melakukan provokasi fisik, alih-alih peluncuran balon.
Menanggapi provokasi balon Korea Utara, Korea Selatan menanggapinya dengan menangguhkan perjanjian pengurangan ketegangan dengan Korea Utara pada tahun 2018, sebuah langkah yang diperlukan agar negara tersebut dapat memulai kembali siaran propaganda dan melakukan latihan militer di garis depan di wilayah perbatasan.
Pada tanggal 9 Juni, Korea Selatan membuat siaran propaganda selama dua jam di perbatasan.