Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kamala Harris Diprediksi Gantikan Joe Biden, Partai Republik: Peluang Menang Kami Justru Makin Besar

Partai Republik menilai penunjukkan Kamala Harris sebagai pengganti Joe Biden justru membuat peluang Donald Trump untuk menang Pilpres AS kian besar.

Penulis: Bobby W
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Kamala Harris Diprediksi Gantikan Joe Biden, Partai Republik: Peluang Menang Kami Justru Makin Besar
Brendan SMIALOWSKI / AFP
Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Ketua DPR dari Partai Republik, Mike Johnson (kanan) pada hari pertama Konvensi Nasional Partai Republik 2024 di Fiserv Forum di Milwaukee, Wisconsin, 15 Juli 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Dinamika politik Amerika Serikat mendadak berubah setelah Joe Biden mendadak mengumumkan dirinya mundur dari pemilihan Presiden pada hari Minggu (21/7/2024) waktu setempat.

Keputusan ini muncul setelah tekanan berat dari publik dan anggota internal Partai Demokrat yang mendesak Biden untuk mengundurkan diri.

Tuntutan ini semakin meningkat setelah penampilannya dalam debat yang dianggap kurang memuaskan melawan kandidat Partai Republik Donald Trump pada akhir Juni lalu.

Setelah mengumumkan pada malam Minggu, Presiden Biden kemudian secara resmi mendukung Kamala Harris sebagai calon presiden dari partainya.

Menanggapi kabar sosok Kamala Harris yang digadang-gadang bakal maju gantikan Joe Biden, Partai Republik selaku lawan Partai Demokrat di Pilpres AS justru mengaku gembira.

Partai Republik menilai penunjukkan Kamala Harris sebagai pengganti Joe Biden justru membuat peluang Donald Trump untuk menang Pilpres AS kian besar.

Hal ini diutarakan oleh sosok Ketua DPR AS dari Partai Republik, Mike Johnson.

BERITA TERKAIT

Sebelumnya, Johnson termasuk sebagai tokoh yang vokal menyerukan agar Joe Biden mengundurkan diri.

Dikutip Tribunnews dari Guardians, Johnson menyatakan bahwa Kamala Harris tidak jauh lebih baik dari sang Presiden petahana.

"Peluang mereka sekarang tak jauh lebih baik dengan majunya Wakil Presiden Kamala Harris sebagai capres," buka Johnson.

Johnson juga menilai kinerja Kamala Harris sebagai wakil presiden AS selama ini dinilainya juga amat buruk dan memalukan.

Baca juga: Tak Kaget Joe Biden Mundur, Trump: Dia Memang Tak Pantas Maju Capres dan Tak Pantas Jadi Presiden

"Perlu kita ingat kembali, Kamala juga ikut bertanggung jawab atas kegagalan kebijakan yang memalukan dari Administrasi Biden. Sebagai wakil utama dari Biden, dia juga sama-sama tak berkutik dalam mengatasi masalah perbatasan negara kita dan ia juga sama sekali tidak kompeten," sindir kader Partai Republik tersebut.

Johnson juga menilai bahwa sosok Kamala Harris juga tak layak maju menjadi calon presiden seperti halnya Joe Biden.

"Jika Joe Biden tidak layak untuk mencalonkan diri sebagai Presiden, maka dia juga tidak layak untuk melayani sebagai Presiden. Dia harus segera mengundurkan diri dari jabatan itu. Saya sudah tidak sabar lagi, November 5 (hari pilpres AS) sepertinya tidak bisa datang cukup cepat," seloroh Johnson yang optimis Trump bakal menang besar.

Selain mengkritisi Kamala Harris, Johnson juga menyoroti langkah Biden yang seenaknya menunjuk sang cawapres sebagai penggantinya.

Johnson menilai langkah Biden yang kemudian mendukung Kamala Harris sebagai manuver anti-demokrasi.


"Biden secara tak sadar telah membatalkan suara lebih dari 14 juta warga Amerika yang memilihnyasebagai calon presiden dari Partai Demokrat dengan cara semaunya sendiri".

"Dengan menunjuk Kamala, Biden sama saja membatalkan suara lebih dari 14 juta warga Amerika yang memilih dirinya sebagai calon presiden dari Partai Demokrat, aneh rasanya kalau mereka menamai diri mereka sebagai 'Partai Demokrat' tapi sebaliknya melakukan hal yang jauh dari kata demokrasi," pungkas Johnson.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas