Indonesia Dukung Kesepakatan Hamas-Fatah dalam Deklarasi Beijing, Berharap Agar Diimplementasikan
Retno Marsudi merespons soal disepakatinya perjanjian Hamas-Fatah oleh para pemangku kepentingan atau dua faksi di Palestina.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Retno Marsudi merespons soal disepakatinya perjanjian Hamas-Fatah oleh para pemangku kepentingan atau dua faksi di Palestina.
Kesepakatan itu ditempuh dalam sebuah agenda yang disebut dengan Deklarasi Beijing.
Indonesia kata Retno, mendukung kesepakatan tersebut, karena hal itu mendorong terjadinya rekonsiliasi persatuan Palestina.
"Disepakatinya Deklarasi Beijing oleh para pemangku kepentingan di Palestina merupakan langkah maju dalam mendorong rekonsiliasi dan persatuan bangsa Palestina, utamanya di tengah konflik yang berlangsung di Gaza," kata Menlu Retno dalam keterangan resminya, Rabu (24/7/2024).
Pemerintah Indonesia berharap agar kesepakatan yang sudah diambil dalam deklarasi Beijing itu bisa diimplementasikan.
"Indonesia berharap apa yang telah disepakati dapat diimplementasikan," kata Retno.
Baca juga: Israel Iri saat Fatah dan Hamas Teken Deklarasi Beijing, Sebut PA Mustahil Kuasai Jalur Gaza
Indonesia menaruh fokus pada isu persatuan bangsa Palestina setelah terjadi serangan bertubi-tubi terjadi di Gaza.
Indonesia selalu Menyuarakan dalam setiap pertemuan dengan seluruh perwakilan negara di Palestina.
"Isu persatuan selalu disampaikan Indonesia dalam setiap pertemuan dengan faksi-faksi di Palestina. Persatuan merupakan kunci bagi upaya mewujudkan perdamaian dan masa depan Palestina," ucap dia.
Diberitakan, dua faksi Palestina yang sebelumnya berseberangan, Hamas dan Fatah, menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri permusuhan pada Selasa (23/7/2024), dilansir Al Monitor.
Baca juga: Fatah, Hamas, dan 12 Faksi Tanda Tangani Deklarasi Beijing, China Dukung Palestina Bersatu
Keduanya juga sepakat untuk bersatu dan membentuk pemerintahan persatuan nasional sementara untuk wilayah Palestina.
China menjadi perantara dalam kesepakatan tersebut.
Beijing Declaration on Ending Division and Strengthening Palestinian National Unity ditandangani saat upacara penutupan pertemuan dua hari antara Hamas dan Fatah.
Hamas diwakili oleh Mousa Abu Marzouk, sedangkan Fatah diwakili Mahmoud al-Aloul.
Ada pula perwakilan dari 12 faksi Palestina lainnya, yakni Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP), Democratic Front for the Liberation of Palestine (DFLP), Palestinian People’s Party (PPP), Palestinian Popular Struggle Front (PPSF), dan Palestinian National Initiative (PNI).
Utusan diplomatik untuk China dari Mesir, Aljazair, Arab Saudi, Qatar, Yordania, Suriah, Lebanon, Rusia, dan Turki juga mengambil bagian dalam dialog tersebut, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China.
Berbicara dalam upacara pada Selasa, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengatakan hasil terpenting dari perundingan tersebut adalah, para peserta sepakat untuk mencapai rekonsiliasi dan persatuan di antara 14 faksi.
Ia menegaskan Palestine Liberation Organization (PLO) adalah satu-satunya perwakilan sah dari semua faksi rakyat Palestina.
"Sorotan terbesarnya adalah perjanjian pembentukan pemerintahan sementara rekonsiliasi nasional yang berfokus pada rekonstruksi Jalur Gaza pasca-konflik."
"Dan seruan terkuatnya adalah untuk benar-benar mendirikan Negara Palestina yang merdeka sesuai dengan resolusi PBB yang relevan," tambahnya.
Faksi-faksi Palestina menyambut baik deklarasi tersebut dan memuji upaya China untuk mencapai rekonsiliasi Palestina.
"Hari ini kami menandatangani perjanjian untuk persatuan nasional dan kami mengatakan bahwa jalan untuk menyelesaikan perjalanan ini adalah persatuan nasional."
"Kami berkomitmen terhadap persatuan nasional dan kami menyerukannya," kata Abu Marzouk saat upacara penutupan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.