Pidato Netanyahu di Kongres Amerika Penuh Dusta dan Menganjurkan Islamofobia, Kata Tokoh Palestina
Pemimpin terkemuka Palestina Mustafa Barghouti mengecam klaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mewakili negara beradab dalam pidatonya
Penulis: Muhammad Barir
"Kami menyatakan bahwa kampanye kelaparan yang disengaja dan terarah oleh Israel terhadap rakyat Palestina adalah bentuk kekerasan genosida dan telah mengakibatkan kelaparan di seluruh Gaza. Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memprioritaskan pengiriman bantuan kemanusiaan melalui darat dengan cara apa pun yang diperlukan, mengakhiri pengepungan Israel, dan menetapkan gencatan senjata," kata mereka.
Kebohongan Keempat
Klaim: Netanyahu mengklaim korban sipil akibat operasi Israel di kota Rafah, Gaza selatan, "praktis tidak ada."
Fakta: Klaim tersebut tidak hanya mengada-ada, tetapi juga merupakan kebohongan besar.
Telah terjadi beberapa serangan Israel di Rafah yang mengakibatkan jatuhnya korban sipil, termasuk satu serangan yang membakar kamp tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi pada bulan Mei, menewaskan sedikitnya 46 orang.
Netanyahu sendiri mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan "kecelakaan tragis."
Ratusan orang lainnya dirawat karena luka-luka yang mereka alami selama serangan tersebut, termasuk luka bakar yang mengerikan. Para ahli PBB sangat marah dengan serangan tersebut.
Sebelumnya pada bulan Februari, sekitar empat serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 95 warga sipil. Sekitar setengah dari korban tersebut adalah anak-anak.
Amnesty International menyebut serangan tersebut "melanggar hukum," dan mengatakan hal itu menambah bukti bahwa "pasukan Israel terus mengabaikan hukum humaniter internasional, melenyapkan seluruh keluarga dengan impunitas total."
Kebohongan Kelima
Klaim: "Sebagian besar warga Amerika tidak tertipu oleh propaganda Hamas ini, mereka terus mendukung Israel," katanya.
Fakta: Klaim Netanyahu bahwa "sebagian besar warga Amerika" mendukung perangnya di Gaza sama sekali tidak benar.
Jajak pendapat demi jajak pendapat menunjukkan bahwa sebagian besar warga Amerika tidak setuju atau memiliki keraguan serius terhadap perang Israel yang sedang berlangsung melawan Gaza.
Survei dua bulanan yang dilakukan oleh perusahaan jajak pendapat Gallup menemukan bahwa meskipun ada penurunan moderat dalam ketidaksetujuan terhadap perang, turun tujuh poin dari bulan Maret hingga mencapai 48 persen pada bulan Juni, masih ada keraguan besar di masyarakat Amerika.
Dukungan tetap kuat di kalangan Republik, tetapi Demokrat dan Independen tetap sangat pesimis.
SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR, ANADOLU AJANSI