Presiden Erdogan: Turki Bisa Masuki Israel seperti Libya dan Azerbaijan
Presiden Turki Erdogan mengatakan Turki bisa memasuki Israel seperti intervensinya di Azerbaijan dan Libya jika Turki sangat kuat.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
Turki sebelumnya membatasi ekspor produk-produk Turki ke Israel, menyusul pecahnya agresi Israel melawan Hamas di Jalur Gaza.
Sementara itu, Turki mendukung perlawanan Palestina dengan menggambarkan mereka sebagai mujahidin.
Sebelumnya, Turki menerima sejumlah petinggi Hamas dan menampung pengungsi Palestina di negaranya, sebuah tindakan yang diprotes dan dikecam oleh Israel.
Jumlah Korban
Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.324 jiwa dan 90.830 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (28/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan Yedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel