Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Vladimir Putin Ingatkan AS Cs Jangan Terapkan Rencana 10 Juli, Rusia Punya Rudal Jarak Jauh

Sebelumnya, pada 10 Juli 2024, AS mengumumkan akan mulai mengerahkan rudal jarak jauh di Jerman mulai tahun 2026.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Vladimir Putin Ingatkan AS Cs Jangan Terapkan Rencana 10 Juli, Rusia Punya Rudal Jarak Jauh
AFP/MIKHAIL KLIMENTYEV
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri parade militer Hari Kemenangan di pusat kota Moskow pada 9 Mei 2024. - Rusia merayakan ulang tahun ke-79 kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. 

TRIBUNNEWS.COM, RUSIA -  Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat (AS) jangan pernah mengerahkan rudal jarak jauh di Jerman.

Sebab jika tidak, Rusia akan menempatkan rudal serupa dengan jangkauan yang mampu menjangkau negara-negara barat (AS dan sekutunya).

Sebelumnya, pada 10 Juli 2024, AS mengumumkan akan mulai mengerahkan rudal jarak jauh di Jerman mulai tahun 2026.

Hal itu dilakukan untuk mempersiapkan proses penempatan jangka panjang dengan berbagai jenis rudal termasuk SM-6, roket jelajah Tomahawk, dan senjata hipersonik yang dimiliki negara ini.

Baca juga: Drone Ukraina Hantam Jet Tu-22M3 Rusia yang Parkir di Lapangan Terbang Olenya Semenanjung Kola

Dalam pidatonya kepada para pelaut dari Rusia, Tiongkok, Aljazair dan India untuk merayakan Hari Angkatan Laut Rusia di St. Petersburg, Putin menekankan bahwa Amerika Serikat berisiko memicu krisis rudal ala Perang Dingin dengan langkahnya itu.

“Waktu penerbangan untuk menargetkan rudal-rudal semacam itu di wilayah kami, yang di masa depan mungkin dilengkapi dengan hulu ledak nuklir adalah sekitar 10 menit,” kata Putin.

“Berdasarkan tindakan Amerika, kami akan menerapkan tindakan serupa pada satelit-satelitnya di Eropa dan wilayah lain di dunia."

BERITA REKOMENDASI

“Jika Amerika Serikat melaksanakan rencana seperti itu, kami menganggap diri kami tidak lagi terikat oleh larangan sepihak sebelumnya mengenai penempatan senjata dengan kemampuan serangan jarak menengah dan pendek,” kata Putin.

Putin menambahkan bahwa saat ini di Rusia “proses pengembangan sejumlah sistem semacam itu sedang dalam tahap akhir”.

Aturan Penggunaan Rudal

Seperti diketahui rudal-rudal di atas jangkauan 500-5.500 km dilarang berdasarkan perjanjian pengendalian senjata yang ditandatangani oleh AS dan Uni Soviet pada tahun 1987.

Namun, baik Washington maupun Moskow menarik diri dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah pada tahun 2019 Kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran.

Rusia kemudian mengatakan pihaknya tidak akan memulai kembali produksi rudal tersebut selama Amerika Serikat tidak mengerahkan rudal tersebut ke luar negeri.

Krisis seperti Perang Dingin?

Diplomat Rusia dan Amerika mengakui hubungan diplomatik mereka berada dalam kondisi yang lebih buruk, bahkan jika dibandingkan dengan periode krisis rudal Kuba pada tahun 1962.

Rusia dan AS telah menyerukan pengurangan ketegangan sementara keduanya mengambil langkah menuju eskalasi.

Vladimir Putin mengatakan bahwa AS memprovokasi ketegangan dan negara tersebut telah mentransfer sistem rudal Typhon ke Denmark serta Filipina.

Putin membandingkan rencana AS dengan keputusan NATO untuk mengerahkan peluncur Pershing II di Eropa Barat pada tahun 1979.

Kepemimpinan Soviet saat itu, termasuk Sekretaris Jenderal Yuri Andropov, khawatir bahwa pengerahan Pershing II adalah bagian dari rencana canggih pimpinan AS untuk menghancurkan Uni Soviet dengan menyingkirkan kepemimpinan politik dan militernya.

“Situasi ini mengingatkan kita pada peristiwa Perang Dingin terkait penempatan rudal jarak menengah Pershing AS di Eropa,” kata Putin.

Kompleks Pershing II dikerahkan di Jerman Barat pada tahun 1983.

Saat itu, Andropov dan badan intelijen Soviet KGB menafsirkan serangkaian tindakan AS yang mencakup pengerahan Pershing II dan latihan militer besar-besaran yang dilakukan Uni Soviet adalah sebuah pertanda bahwa Barat akan melancarkan serangan pendahuluan terhadap Uni Soviet.

Pershing II kemudian dibekukan berdasarkan Perjanjian Pengurangan Senjata INF.

Rudal AS terus ditempatkan di Jerman selama proses penyatuan negara tersebut dan hingga tahun 1990-an.

Setelah berakhirnya Perang Dingin, AS secara signifikan mengurangi jumlah rudal yang ditempatkan di Eropa ketika ancaman dari Moskow berkurang.

Sumber: TASS

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas