Israel Ungkap Kesempatan Terakhir Hizbullah untuk Cegah Perang Besar, Akankah Perang 2006 Terulang?
Israel dikabarkan akan menggelar operasi militer besar untuk melawan kelompok Hizbullah di Lebanon.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
Marmorstein juga meminta masyarakat dunia untuk menjatuhkan sanksi kepada Iran yang memiliki kaitan erat dengan Hizbullah.
Israel mengklaim sudah melancarkan serangan udara balasan yang menargetkan Hizbullah.
Serangan itu, kata Israel, terjadi jauh di dalam wilayah Lebanon dan di Lebanon selatan.
Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi mengatakan pihaknya sedang bersiap menghadapi “tahap berikutnya dalam pertempuran di utara”.
Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Nasser Kanaani memperingatkan Israel agar tidak melakukan “petualangan” apa pun di Lebanon.
“Tindakan bodoh apa pun yang dilakukan oleh rezim Zionis bisa memperluas ketidakstabilan, ketidakamanan, dan kobaran perang di kawasan ini,” ujar Kanaani.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian mengatakan serangan apa pun yang dilakukan Israel ke Lebanon akan memunculkan “konsekuensi besar bagi Israel.
Banyak pejabat PBB dan pemimpin Barat yang sudah mengimbau Israel dan Hizbullah agar menahan diri.
Baca juga: Tak Ada yang Tersisa, Hizbullah akan Habisi Tank Israel jika IDF Serbu Lebanon
Adapun Perdana Menteri Lebanon Abdallah Bou Habib berujar bahwa negaranya sudah meminta AS untuk mendorong Israel agar menghindari tindakan gegabah.
Sebaliknya, AS sudah meminta Lebanon untuk mendesak Hizbullah agar tidak melakukan hal serupa.
Reuters mengabarkan AS kini memimpin upaya diplomatik untuk mencegah Israel menyerang ibu kota Lebanon atau infrastruktur sipil penting di sana.
Pada hari Senin, Israel meluncurkan pesawat nirawak ke Lebanon selatan dan menewaskan dua pejuang Hizbullah dan tiga orang lainnya.
Sementara itu, militer Israel mengatakan sistem pertahanan udaranya menembak jatuh pesawat nirawak dari Lebanon ke Galilea Barat pada hari yang sama.
Serangan terbatas
Kabinet keamanan Israel sudah mengizinkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel untuk menentukan kapan dan seperti apa serangan Israel terhadap Hizbullah.