Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks-Pejabat Keamanan Israel: Kematian Ismail Haniyeh Tak akan Mengubah Kemampuan Militer Hamas

Dari sudut pandang militer, 'likuidasi' (pembunuhan Haniyeh) tidak mengubah kemampuan tempur organisasi Hamas.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Eks-Pejabat Keamanan Israel: Kematian Ismail Haniyeh Tak akan Mengubah Kemampuan Militer Hamas
khaberni/HO
Pasukan Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas. Pasukan Israel dilaporkan menyebut kalau operasi militer di Kota Rafah, Gaza Selatan berjalan lambat dan tidak bisa selesai secara cepat karena Qassam mampu belajar dan mempelajari manuver tempur IDF. 

Eks-Pejabat Keamanan Israel: Kematian Ismail Haniyeh Tak akan Mengubah Kemampuan Militer Hamas

TRIBUNNEWS.COM - Seorang mantan pejabat keamanan Israel, pada hari Rabu, menganggap bahwa pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, tidak mengubah kemampuan militer gerakan tersebut.

Mantan ketua Dewan Keamanan Nasional, Giora Eiland mengatakan kepada Israel Broadcasting Corporation: “Dari sudut pandang militer, 'likuidasi' (pembunuhan Haniyeh) tidak mengubah kemampuan organisasi.”

Mengenai dampak pembunuhan tersebut terhadap perjanjian pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Gaza, Eiland mengatakan: “Alasan utama yang akan membuat (pemimpin Hamas di Gaza) Yahya Sinwar menghentikan negosiasi adalah untuk melihat apa yang akan terjadi di Lebanon.”

Baca juga: Jejak Pembunuhan Para Pemimpin Hamas oleh Israel: Ada yang Dikepung 60 Lapis Baja, Wajah Kena Rudal

Dia menambahkan: “Jika (Sinwar) yakin bahwa insiden di Lebanon akan menyebabkan perang skala besar antara Israel dan Hizbullah, maka dia tidak punya alasan untuk mencapai kesepakatan sekarang.”

Pada gilirannya, pemimpin oposisi Partai Buruh Israel, Yair Golan, dalam sebuah postingan di platform “X” menganggap bahwa “menghilangkan para pemimpin sayap militer Hamas dan Hizbullah serta kepala sayap politik Hamas adalah hal yang penting. Sebuah keberhasilan (bagi) keamanan (Israel).”

Namun Golan, mantan wakil kepala staf tentara Israel, menambahkan: “Sudah waktunya untuk memulangkan orang-orang (Israel) yang diculik (dari Gaza).”

Berita Rekomendasi

Sebelumnya pada hari Rabu, Hamas mengumumkan pembunuhan Haniyeh menyusul “serangan Zionis yang berbahaya terhadap kediamannya di Teheran, setelah partisipasinya dalam upacara pelantikan Presiden baru Iran, Massoud Pezeshkian.”

Televisi pemerintah Iran juga melaporkan pembunuhan Haniyeh di Teheran, menjelaskan bahwa “penyelidikan terhadap pembunuhan tersebut sedang dilakukan dan hasilnya akan segera diumumkan.”

Para petempur Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina mengenakan topeng dan menggenggam senapan serbu. Secara bergerilyah, Brigade Al-Qassam melakukan serangan-serangan penyergapan ke tentara Israel yang menginvasi jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Para petempur Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina mengenakan topeng dan menggenggam senapan serbu. Secara bergerilyah, Brigade Al-Qassam melakukan serangan-serangan penyergapan ke tentara Israel yang menginvasi jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. (khaberni/HO)

Hamas Makin Keras, Berjanji akan Membalas

Militan sayap kanan Hamas berjanji bakal melakukan perang terbuka melawan Israel sampai tujuannya tercapai, yakni membebaskan Yerusalem dari campur tangan Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu.

"Kami melancarkan perang terbuka untuk membebaskan Yerusalem dan siap membayar harga berapa pun," kata pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, mengutip The Times Of Israel.

"Pembunuhan oleh pendudukan Israel terhadap Saudara Haniyeh adalah eskalasi serius yang bertujuan untuk menghancurkan keinginan Hamas. Namun kami akan tetap di jalur ini tanpa mempedulikan pengorbanan yang harus dilakukan dan kami yakin akan kemenangan,” tegas Zuhri

Komentar ini dilontarkan merespon kematian pemimpinnya, Ismail Haniyeh, yang diserang rudal Israel saat sedang berada di Iran usai menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Haniyeh dilaporkan tewas bersama seorang pengawalnya saat dini hari, pukul 2 pagi waktu setempat.

Media pemerintah Iran menjelaskan Haniyeh tewas lantaran diserang menggunakan proyektil berpemandu udara.

"Saudara pemimpin, syahid, Mujahid Ismail Haniyeh, meninggal akibat serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran, setelah berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden baru Iran," ungkap Hamas di Telegram.

Kematian Haniyeh juga diumumkan oleh Garda Revolusi Iran, yang merupakan sekutu Hamas.

Disebutkan oleh Garda Revolusi Iran bahwa kediaman yang ditinggali Haniyeh di Teheran telah diserang rudal proyektil berpemandu udara. dan dia terbunuh bersama salah satu pengawalnya.

Tidak ada seorangpun yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu tetapi analis di televisi pemerintah Iran menuding Israel sebagai dalang utama atas serangan itu.

Sementara itu merespon aksi pembunuhan yang menewaskan Haniyeh, Garda Revolusi Iran menambahkan bahwa serangan yang menewaskan pimpinan Hamas itu sedang diselidiki lebih lanjut.

"Penyebabnya sedang diselidiki dan akan segera diumumkan," ujar laporan kantor berita Mehr.

Pertemuan darurat itu nantinya akan dihadiri Dewan Keamanan Nasional Tertinggi yang digelar kediaman pimpinan tertinggi Iran Ali Khamenei.

Tak hanya membahas penyelidikan kematian Haniyeh, Badan keamanan tertinggi Iran juga akan memutuskan tentang strategi Iran sebagai reaksi atas pembunuhan Pemimpin Senior Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran.

Lebih lanjut pasca kematian Haniyeh diumumkan Hamas menyebut pihaknya tidak akan tinggal diam dengan apa yang dilakukan oleh Israel terhadap pimpinannya.

Anggota biro politik Hamas, Mousa Abu Marzook, melabeli aksi Tel Aviv ini sebagai aksi pengecut.

"Pembunuhan yang 'pengecut' terhadap Ismail Haniyeh tidak akan dibiarkan begitu saja," ujarnya seperti dikutip Iran News.

(oln/khbrn/in/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas