Nagasaki Jepang Tak Undang Israel dalam Upacara Peringatan Pengeboman Atom 1945
Wali kota Nagasaki di Jepang, Suzuki Shiro mengatakan, tidak mengundang duta besar Israel dalam upacara memperingati pengeboman atom di kota tersebut.
Penulis: tribunsolo
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM – Wali kota Nagasaki di Jepang, Suzuki Shiro mengatakan pihaknya tidak mengundang duta besar Israel dalam upacara memperingati pengeboman atom di kota tersebut pada Jumat (9/8/2024).
Rusia dan Belarus juga tidak masuk dalam daftar 154 negara dan wilayah yang diundang Kota Nagasaki dalam upacara peringatan tersebut.
Hal tersebut karena Rusia yang terus menginvasi Ukraina, dan Belarus yang merupakan sekutunya.
Dilansir NHK World Japan, Wali Kota Shiro Suzuki mengumumkan keputusan tersebut dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (31/7/2024).
Suzuki menjelaskan, keputusan tersebut bukanlah keputusan politik, tetapi bertujuan agar upacara tersebut berjalan lancar dan khidmat untuk mengenang para korban bom atom.
Sebelumnya, Nagasaki menunda keputusan untuk mengirim surat undangan kepada utusan Israel karena pertempuran yang terus berlanjut di Gaza, Palestina.
Sebaliknya, kota itu mengirim surat kepada pihak Israel yang menyerukan penghentian segera kekerasan di Jalur Gaza.
Suzuki mengatakan kepada wartawan, penundaan keputusan tersebut dilakukan untuk memastikan keselamatan peserta dan kelancaran jalannya upacara.
Di sisi lain, Kota Hiroshima telah mengirimkan surat undangan kepada utusan Israel untuk upacara peringatan perdamaian tahunan di sana pada Selasa (6/8/2024).
Dikutip dari CNN Internasional, pejabat Kota Hiroshima menolak seruan untuk membatalkan undangan Israel dari upacara tahunannya.
Beberapa aktivis dan kelompok penyintas bom atom mengatakan upacara itu bukan tempat bagi Israel, yang terus menggempur Gaza.
Baca juga: Pemkot Hiroshima Dituduh Lakukan Standar Ganda karena Undang Israel Ikut Konferensi Perdamaian
Mereka mengatakan, pemerintah kota Hiroshima seharusnya mengecualikan Israel dari upacara tahun ini.
Seperti yang telah mereka lakukan terhadap Rusia dan Belarus selama dua tahun terakhir terkait invasi Moskow ke Ukraina.
Namun, pihak berwenang Hiroshima mengatakan, mereka tidak berniat mengecualikan Israel.