Israel Terancam Dikeroyok Iran dan Proksinya, Netanyahu Batal Pecat Menteri Pertahanan Gallant
Benjamin Netanyahu batal memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant karena Israel sedang menghadapi potensi serangan balasan Iran dan sekutunya,
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Salma Fenty
TRIBUNNEWS.COM - Selepas kunjungan ke Amerika Serikat (AS), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan ingin memecat Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.
Tak hanya itu, Netanyahu juga ingin mengganti Kepala Staf Umum Israel dan Kepala Shin Beth.
Akan tetapi, menurut beberapa narasumber yang dekat dengan Netanyahu, perdana menteri sayap kanan itu menunda pemecatan karena situasi keamanan Israel sedang pelik.
Israel kini menghadapi ancaman serangan balasan setelah Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dan panglima senior Hizbullah Fuad Shukr tewas.
Israel mengakui membunuh Shukr, tetapi belum membantah atapun mengonfirmasi telah membunuh Haniyeh.
Iran dan sekutunya, yakni Hamas, Hizbullah, Houthi, dan lainnya, sudah menyatakan akan membalas kematian kedua pejabat itu.
Walla melaporkan Israel tengah bersiap menghadapi serangan balasaan Iran dan kawan-kawannya.
"Keputusan itu sudah dibuat. Itu bukan suatu pertanyaan 'apakah', tetapi kapan," kata sumber sumber Walla.
Para pejabat keamanan takut Netanyahu akan mengontrol lembaga keamanan Israel dengan cara menunjuk para loyalisnya sebagai pejabat keamanan.
Di sisi lain kantor Netanyahu membantahnya. "Perdana Menteri tidak terlibat dalam hal ini," kata kantor itu.
Netanyahu sebenarnya sudah pernah memecat Gallant pada bulan Maret lalu karena menolak perombakan yudisial.
Baca juga: Warga Israel Mulai Cemas & Takut Keluar Rumah, Jika Iran dan Hizbullah Menyerang Negara Itu
Akan tetapi, dia kemudian mengembalikan Gallant ke jabatannya setelah mendapat protes dari masyarakat.
Hubungan Panas Netanyahu-Gallant
The Jerusalem Post mengabarkan dalam beberapa bulan terakhir hubungan Netanyahu dengan Gallant memang kurang baik.
Salah satunya karena Gallant menolak UU pengecualian kaum Yahudi ultraortodoks dari wajib militer.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.