25 Aktivis India Mengeluarkan Surat Mendesak Pemerintah India Batalkan Ekspor Senjata ke Israel
Sekelompok 25 aktivis terkemuka India, termasuk mantan hakim, diplomat, aktivis, penulis, dan ekonom, mengeluarkan surat yang mendesak pemerintah.
Penulis: Muhammad Barir
25 Aktivis India Mengeluarkan Surat Mendesak Pemerintah India Batalkan Ekspor Senjata ke Israel
TRIBUNNEWS.COM- Sekelompok 25 aktivis terkemuka India, termasuk mantan hakim, diplomat, aktivis, penulis, dan ekonom, mengeluarkan surat yang mendesak pemerintah mereka untuk membatalkan ekspor senjata ke Israel, Hindustan Times melaporkan pada 2 Agustus.
Dalam surat yang ditujukan kepada Menteri Pertahanan Rajnath Singh, kelompok tersebut berpendapat bahwa lisensi yang dikeluarkan untuk ekspor senjata dan amunisi ke Israel melanggar komitmen India berdasarkan hukum internasional dan konstitusinya.
"Kami menulis surat ini kepada Anda sebagai warga negara yang prihatin, khawatir dengan terus berlanjutnya pemberian lisensi dan izin ekspor kepada berbagai perusahaan India, untuk memasok senjata dan amunisi militer ke Israel, sejak perang di Gaza dimulai," bunyi surat tersebut.
Kelompok tersebut, yang meliputi penulis pemenang hadiah Booker Arundhati Roy dan pengacara terkenal Prashant Bhushan, merujuk pada putusan terbaru oleh Mahkamah Internasional (ICJ) yang menunjukkan Israel melanggar kewajibannya berdasarkan Konvensi Genosida dan bahwa pendudukan dan pemukiman Israel di Tepi Barat adalah ilegal.
Kelompok tersebut mencatat bahwa, sebagai akibat dari putusan ICJ, setiap pasokan material militer ke Israel akan menjadi pelanggaran terhadap kewajiban India berdasarkan hukum humaniter internasional dan mandat Pasal 21 dibaca Pasal 51(c) Konstitusi India, kelompok tersebut mencatat.
“Oleh karena itu, kami mendesak Anda untuk membatalkan lisensi ekspor yang dimaksud dan menghentikan pemberian lisensi baru kepada perusahaan yang memasok peralatan militer ke Israel,” demikian isi surat tersebut.
Beberapa negara telah memberlakukan embargo senjata tidak resmi atau " diam-diam" terhadap Israel sebagai respons atas perangnya di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan menyebabkan sekitar 90 persen dari 2,3 juta penduduk jalur itu mengungsi.
Sebagai tanggapan, Israel mulai lebih bergantung pada India untuk pembelian senjata. Israel juga mengekspor senjata dalam jumlah besar ke India.
Beberapa perusahaan India, baik milik pemerintah maupun swasta, memiliki usaha patungan dengan produsen pertahanan Israel dan membuat subsistem dan suku cadang untuk produsen asli.
Surat tersebut menyoroti peran tiga perusahaan India yang bekerja erat dengan militer Israel: Munitions India Ltd, Premier Explosives Ltd, dan Adani-Elbit Advanced Systems India Ltd.
“Oleh karena itu, kami menuntut agar India segera menangguhkan kolaborasinya dalam pengiriman material militer ke Israel,” desak surat itu, seraya menambahkan bahwa, “Terlepas dari hukum internasional, kami menganggap ekspor semacam itu tidak bermoral, bahkan menjijikkan.”
SUMBER: THE CRADLE