Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perang Mendekat! AS Lobi Yordania Untuk Tangkis Serangan Drone Kiriman Iran ke Israel

Pemimpin Komando Pusat AS (CENTCOM) Michael Kurilla dilaporkan menggelar kunjungan ke Yordania untuk mencari sekutu baru.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Perang Mendekat! AS Lobi Yordania Untuk Tangkis Serangan Drone Kiriman Iran ke Israel
Ist
Rudal balistik Iran. Negara itu diperkirakan akan meluncurkan serangan besar-besaran ke Israel dalam 72 jam ke depan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Di tengah ketegangan konflik Timur Tengah buntut kematian pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh, Pemimpin Komando Pusat AS (CENTCOM) Jenderal Michael Kurilla dilaporkan menggelar kunjungan ke Yordania untuk mencari sekutu baru.

Kunjungan itu digelar Kuriila dan pasukan CENTCOM setibanya di Timur Tengah pada akhir pekan lalu, adapun kunjungan dimaksudkan untuk melobi pemerintah Yordania agar mereka mengizinkan jet tempur militer AS dan Israel memasuki wilayah udaranya, mencegat pesawat nirawak Iran yang ditembakan menuju Tel Aviv, ibukota Israel.

Baca juga: Intel Barat: Iran Kemungkinan Gempur Tel Aviv di Peringatan Tisha BAv Tanggal 12 Agustus 2024

Tak hanya Yordania, Kurilla kabarnya turut mengunjungi berbagai negara Teluk lainnya guna melobi para pimpinan agar mau memperkuat koalisi internasional dan regional bersama AS demi melindungi Israel dari serangan Iran.

“Kunjungan Jenderal Michael Erik Kurilla bertepatan dengan persiapan AS dan Israel untuk kemungkinan pembalasan Iran menyusul pembunuhan baru-baru ini terhadap para pemimpin senior Hamas dan Hizbullah, sebagaimana dinyatakan oleh dua pejabat AS yang dikutip oleh Anadolu.

Sebagaimana diketahui ketegangan di Timur Tengah mulai membara setelah Ismail Haniyeh bos besar Hamas dilaporkan tewas bersama seorang pengawalnya di gedung tempat mereka menginap di Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024) dini hari.

Media pemerintah Iran menjelaskan Haniyeh tewas lantaran diserang bom yang diselundupkan ke ibu kota Iran, Teheran. Namun setelah penyelidikan lebih lanjut, terungkap fakta bahwa kematian Haniyeh disebabkan oleh proyektil jarak pendek dengan isi bahan peledak 7 kilogram yang diluncurkan dari luar gedung kediaman Haniyeh.

Berita Rekomendasi

Ketegangan semakin meningkat setelah pasukan Israel mengumumkan telah berhasil membunuh Fuad Shukr, tokoh kunci dalam transfer sistem panduan Iran untuk rudal jarak jauh Hizbullah. Shukr tewas dalam serangan udara di sebuah gedung di Beirut selatan pada pekan lalu.

Baca juga: Perang Iran-Israel Segera Meletus, Kepala Komando Pusat AS Sibuk Melobi Sekutu di Timur Tengah

Tak lama pengumuman itu dirilis, Militer Israel mengklaim bahwa pihaknya sukses membunuh wakil kepala produksi senjata kelompok milisi Jihad Islam di Palestina, Mohammed Al Jabari.

Imbas serangkaian pembunuhan tersebut, sejumlah milisi dan kelompok bersenjata Iran mengadakan pertemuan penting dengan perwakilan Hizbullah dari Lebanon, Hamas dari Palestina Kelompok Milisi Irak dan Houthi Yaman untuk membahas serangan balasan ke Israel.

“Perwakilan dari sekutu Iran di Palestina, Hamas dan Jihad Islam, serta gerakan Houthi yang didukung Teheran di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok perlawanan Irak akan menghadiri pertemuan di Teheran,” kata seorang pejabat senior Iran.

Iran Gempur Tel Aviv di Tanggal 12 Agustus

Persiapan perang yang dilakukan AS dengan melobi sejumlah negara Teluk bukan tanpa alasan, pasalnya beberapa waktu lalu pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan para sekutu bersumpah akan membalas Israel, yang dituding sebagai dalang atas pembunuhan Haniyeh.

"Setelah peristiwa pahit dan tragis yang terjadi di dalam wilayah Republik Islam, adalah tugas kita untuk membalas dendam," ujar Ali Khamenei di X.

Khamenei tak menjelaskan kapan serangan itu akan dilakukan, namun Badan intelijen Barat memprediksi rencana Iran menyerang Israel akan dilakukan bertepatan dengan salah satu hari besar Yahudi yakni peringatan Tisha B'Av yang jatuh pada tanggal 12-13 Agustus 2024.

Laporan tersebut mengklaim bahwa orang Yahudi Israel mungkin merasa sangat rentan pada hari tersebut, adanya serangan itu dianggap akan menambahkan lapisan siksaan psikologis bagi warga Yahudi.

Selain membangkitkan trauma akan bayangan kehancuran, serangan Iran di hari Tisha B'Av dipilih karena kemungkinan besar di hari itu keamanan Israel bakal lenggah, teralihkan fokusnya untuk menjaga keamanan di peringatan hari Yahudi tersebut.

“Iran akan melakukan serangan di hari Tisha B'Av, mereka berharap bahwa serangan pada hari itu akan membawa unsur kejutan. Sementara pihak keamanan mungkin disibukkan dengan ritual keagamaan mereka sendiri atau menyelesaikan perselisihan, mereka mungkin tidak siap menghadapi serangan militer,” jelas intelijen Barat, mengutip dari Jerusalem Post.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas